Lubuklinggau | VoA – Gerakan Aktivis Silampari (GAS) memfokuskan perhatiannya pada penggunaan anggaran Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau tahun 2023, yang dianggap fantastis. GAS mengungkapkan bahwa sejumlah belanja besar menimbulkan pertanyaan serius tentang efektivitas dan transparansi pengelolaan anggaran tersebut.
Terdapat 13 poin yang telah disoroti oleh GAS terkait penggunaan anggaran, yang telah dikonfirmasi oleh Kadinkes Erwin Armeidi, yaitu:
- Belanja Langganan Air (administrasi umum dan publikasi) sebesar Rp. 12.000.000
- Belanja Pemeliharaan Kendaraan Dinas Roda 2 dan 4 sebesar Rp. 114.000.000
- Belanja Pemeliharaan Face Print dan Komputer sebesar Rp. 25.000.000
- Belanja Pembuatan Media Informasi/Publikasi sebesar Rp. 21.600.000
- Belanja ATK sebesar Rp. 96.549.950
- Belanja Fotocopy sebesar Rp. 24.000.000
- Bahan Habis Pakai sebesar Rp. 2.166.351.302
- Belanja Bahan-Bahan Lainnya (Bahan Habis Pakai) sebesar Rp. 275.263.994
- Alat Kesehatan Umum Lainnya sebesar Rp. 463.500.000
- Belanja Makanan dan Minuman Petugas Jaga di Bulan Ramadhan sebesar Rp. 144.000.000
- Belanja Makanan dan Minuman Rapat sebesar Rp. 142.656.000
- Obat-Obatan Lainnya sebesar Rp. 939.642.940
- Obat-Obatan lainnya sebesar Rp. 69.168.000.
Koordinator GAS, Niko Doni, mengungkapkan kebingungannya terhadap besarnya anggaran, dengan menyoroti ketidakjelasan dan tumpang tindih pada beberapa judul belanja seperti Bahan Habis Pakai dan Obat-Obatan Lainnya.
Niko juga menyampaikan bahwa GAS telah mengirim surat resmi kepada Kadinkes Erwin Armeidi untuk meminta penjelasan dan transparansi terkait penggunaan anggaran yang dinilai mencurigakan.
“Kami telah mengirimkan surat tertulis kepada Kadinkes untuk menjawab dan memberikan keterangan terbuka mengenai anggaran ini. Ada ketidakjelasan, seperti judul Belanja Langganan Air yang mencakup administrasi umum dan publikasi, sementara di bawahnya ada judul kegiatan pembuatan media informasi/publikasi. Hal ini mencurigakan, dan kami menunggu jawaban yang jelas dari Pak Erwin,” ujar Niko, Selasa (16/01/2024)
Lebih lanjut, Niko menyoroti Belanja Bahan Habis Pakai yang mencapai lebih dari Rp 2 miliar dan kebingungan terkait Belanja Obat-Obatan Lainnya yang memiliki judul kegiatan ganda. GAS menekankan perlunya jawaban dari Kadinkes Erwin Armeidi terkait kejelasan dan transparansi penggunaan anggaran yang dinilai mencurigakan.
“Ini ada lagi Bahan Habis Pakai, terus dibawahnya Belanja Bahan-Bahan Lainnya dalam kurung sama juga (Bahan Habis Pakai) nilai nya luar biasa Rp. 2 Miliar. Terus Belanja Obat-Obatan Lainnya juga ganda, beda nya apa obat yang diatas dengan yang dibawah ini sampai total Rp. 1,5 Miliar. Kenapa tidak disatukan judulnya kok harus dibuat banyak judul serupa ada apa ini, kita masih tunggu pak Erwin jawab surat kita jangan ditutupi uang rakyat ini,” tegas Niko. (TIM)