Surabaya | VoA – Mak Mi (60), seorang janda cerai mati di Bumiarjo Kota Surabaya Jawa Timur, ingin agar persyaratan untuk ikut serta dalam program makan siang gratis tidak dipersulit apabila program tersebut nantinya melibatkan dinas terkait.
“Kalau misal nanti memang mau melibatkan warga sekitar dan ada tata caranya, semoga enggak dipersulit hingga orang lansia dapat terlibat program yang diusung paslon nomor 2 Prabowo-Gibran,” ucap Mak Mi pada voa.co.id, Rabu (28/2/2024).
Mak Mi mengungkapkan, konteks sulit yang dimaksud adalah tata cara syarat berkas yang kompleks terlalu banyak.
“Kalau berkas administrasi data diri saja bukan jadi persoalan, saya yakin janda lansia lain untuk data KTP maupun KK masih ada, jadi program ini sungguh fokus untuk rakyat. Sekali dayung dua pulau terlampaui gitu,”terang Mak Mi
Tak hanya itu, Mak Mi juga menyanggupi jika perlu memberi jaminan saat mendaftar menjadi supplier atau penyuplai program makan siang gratis ke anak sekolah.
“Misal sampai ada jaminan yang harus dibawa lalu ada Memorandum of Understanding (MOU) biar enggak sembarangan dalam program makan siang gratis, ya enggak papa kami masih sanggup berupaya, “imbuhnya.
Sebagai informasi, program makan siang gratis bakal dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
Program tersebut rencananya juga bakal menyasar untuk anak TK dengan potensi penerima manfaat sebanyak 7,7 juta orang, sedangkan anak SD dan sederajat sebanyak 28 juta orang, serta anak SMP sebesar 12,5 juta orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dalam program makan siang gratis itu targetnya 1 orang anak mendapatkan jatah makan siang sebesar Rp15.000 (diluar susu ) dengan lauk yang disesuaikan ke depannya. (okik)