Jakarta | VoA – Aliansi warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di Jabodetabek menggelar aksi protes terkait proses seleksi perekrutan calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol). Dalam pernyataan resminya, aliansi yang diberi nama “NTT Menggugat” menyoroti bahwa dari 11 calon taruna Akpol yang lolos seleksi, hanya 3 di antaranya merupakan asli kelahiran NTT.
“Kami berkumpul di sini sebagai bentuk keprihatinan terhadap generasi muda NTT. Ini sangat memprihatinkan dan kami melihat ini sebagai bentuk kedzoliman,” ujar Emanuel, koordinator aliansi NTT Menggugat, Senin (08/07/2024)
Aliansi ini menegaskan bahwa selama ini, ketika Kapolda NTT berasal dari daerah tersebut, kuota untuk calon taruna asli NTT selalu maksimal. Namun, ketika Kapolda bukan dari NTT, kuota tersebut tampak diabaikan.
Mereka berharap agar pihak kepolisian bersikap lebih objektif dalam proses perekrutan, termasuk memberikan kuota khusus bagi anak-anak NTT.
“Dari 11 calon, kami meminta 100 persen berasal dari NTT,” tambah Emanuel.
Sebagai langkah lanjutan, aliansi ini berencana mengirim surat kepada Kapolri untuk mengadakan audiensi kedua, serta melakukan aksi di Jakarta maupun di NTT. Mereka juga meminta agar Kapolri mengevaluasi total proses penerimaan calon taruna Akpol di NTT, yang menurut mereka terindikasi nepotisme.
“Kami menduga ada nepotisme dalam prosesnya, terlihat dari nama-nama yang lolos seleksi. Publik juga mengetahuinya,” jelas Emanuel.
Aliansi NTT Menggugat juga menuntut panitia seleksi untuk membuka secara transparan hasil seleksi para calon taruna Akpol, termasuk jumlah yang lulus dan tidak lulus serta nilai-nilai mereka.
“Kami berharap panitia membuka secara transparan hasil seleksi ini kepada publik,” tutup Emanuel. (yn/ed)