Depok | VoA – Ketua Dewan Pertimbangan LSM Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kota Depok, Nasir Biasane mengungkapkan bahwa Kota Depok sebuah kota dengan potensi besar, namun tengah menghadapi serangkaian permasalahan yang kian mendesak untuk segera diselesaikan. Dari isu lingkungan hingga pendidikan.
“Salah satu masalah terbesar yang terus menghantui Kota Depok adalah persoalan sampah. Lihat saja, gunung sampah terus menumpuk tanpa ada penyelesaian yang konkret,” ungkap Nasir Biasane, kepada voa.co.id di Graha Insan Cita, Depok, Sabtu (07/09/2024)
Menurutnya, permasalahan ini sudah berlangsung sejak lama tanpa adanya solusi yang jelas, meskipun para pemimpin kota sering kali berjanji untuk menyelesaikannya.
“Yang kami butuhkan bukan sekadar janji, tetapi konsep yang jelas. Apakah dengan perluasan area pembuangan sampah, atau dengan mendatangkan investor yang mampu mengelola masalah sampah ini? Semua orang bisa berbicara soal menyelesaikan sampah, tapi bagaimana caranya? Mana konsepnya?” ujar Nasir, menyiratkan kekecewaannya terhadap kurangnya perencanaan teknis dari para pemimpin Depok.
Tak hanya masalah sampah, sektor pendidikan di Depok juga dinilai belum memiliki arah yang jelas.
“Contohnya, kasus perundungan di sekolah dasar hingga menengah. Masalah seperti ini tidak pernah benar-benar diselesaikan,” jelas Nasir.
Menurutnya, selama bertahun-tahun, Depok seolah-olah berjalan di tempat, tanpa perkembangan yang berarti di bidang pendidikan, meskipun masalah seperti perundungan terus mencuat.
Di sisi lain, Nasir juga menyoroti kurangnya upaya untuk meningkatkan investasi di Kota Depok. “Depok ini kecil, dan tanpa investasi, pendapatan daerah kita pun kecil. Depok juga tidak memiliki sektor pertanian, jadi kita harus mencari sumber pendapatan lain yang sesuai dengan kondisi kota ini,” tuturnya.
Nasir menekankan pentingnya mengembangkan sektor pariwisata berbasis kebudayaan dan kesenian untuk meningkatkan pendapatan daerah. Namun, ia menambahkan bahwa inisiatif semacam ini belum terlihat dari para pemimpin daerah.
“Sekarang, lihat saja, olahraga di Depok pun seolah mati. Sepak bola sudah bubar, tim voli pun tidak ada yang unggul. Kami kecewa dengan situasi ini,” keluh Nasir, yang menegaskan bahwa pemimpin daerah seharusnya memiliki kreativitas dalam menghadapi keterbatasan sumber daya alam di Depok.
Kepemimpinan yang Diuji
Dengan berbagai tantangan tersebut, Nasir mengungkapkan bahwa Depok masih belum menemukan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan. Menurutnya, partai politik di Depok, termasuk PKS yang memiliki 12 kursi di DPRD, belum mampu melahirkan calon pemimpin yang inovatif dan progresif.
“Imam Budi Hartono hanya mencoba mengandalkan kekuatan PKS, tanpa ada prestasi yang menonjol. Begitu juga dengan Supian Suri, yang belum memberikan hasil nyata sebagai Sekda,” tegas Nasir.
Nasir juga menyatakan bahwa LSM KPMP memilih untuk bersikap netral dalam pemilihan kepala daerah Depok, karena sulitnya menemukan calon pemimpin yang layak.
“Kami tidak ingin asal memilih. Depok butuh pemimpin yang kreatif dan inovatif, bukan sekadar perwakilan partai politik,” tutupnya. (ed)