Depok | VoA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang, suhu politiknya semakin memanas. Persaingan ketat antara pasangan calon Supian Suri – Chandra dengan pasangan calon petahanan Imam Budi Hartono (IBH) – Ririn mengundang perhatian publik.
Di tengah persiapan Pilkada, kontroversi muncul dalam ajang Duta Genre Kota Depok 2024, di mana Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, menjadi pusat perhatian, Senin (16/09/2024)
Ajang Duta Genre yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok di Atrium Mall Pesona Square ini seharusnya menjadi momen bagi generasi muda untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka.
Namun, acara yang dihadiri oleh sekitar 300 peserta ini berubah menjadi kontroversi setelah IBH membagikan uang kepada beberapa peserta, disertai dengan selipan pesan kampanye “Lanjutkan!”.
Momen ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu perdebatan sengit di masyarakat. Dalam video yang viral, terlihat IBH membagikan uang kepada remaja yang hadir dengan syarat telah mengikuti akun Instagram miliknya.
Dikutip dari JurnalDepok, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari 10 remaja menerima uang senilai Rp 50 ribu setelah menunjukkan bahwa mereka mengikuti akun Instagram IBH
Kritik dan Dugaan Pelanggaran Etika Politik
Aksi bagi-bagi uang oleh IBH menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Ketua Media Center Harcord, H. Acep Azhari, melalui pesan tertulisnya mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan tersebut, Selasa (17/09/2024)
“Money politics bukanlah hal yang patut diperlihatkan di depan para pemuda. Pendidikan moral dan etika harus menjadi prioritas, bukan mencontohkan cara meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara,” tegas Acep.
Menurutnya, para pemuda yang akan menjadi calon pemimpin masa depan bangsa harus diberikan contoh yang baik dalam menjalankan demokrasi.
“Memberikan uang di acara resmi kedinasan, apalagi menjelang Pilkada, adalah tindakan yang sangat tidak mendidik. Ini tidak hanya merusak moral pemuda, tetapi juga mencoreng citra demokrasi yang bersih dan adil,” lanjutnya.
Kritik tajam juga dilontarkan oleh Kasno, Ketua Relawan Basis 24. Ia menyindir adanya standar ganda dalam menyikapi kejadian ini.
“Kalau pejabat atau calon Wali Kota yang bagi-bagi duit, sepertinya semua diam. Tapi kalau orang biasa yang melakukannya, langsung dihakimi. Kami hanya bisa tersenyum melihat tontonan ini, tontonan dari seorang Pejabat sekaligus Calon Walikota Depok.” ucap Kasno dengan nada sarkastik. (ed)