Jakarta | VoA – Rangkaian acara ILUNI UI Movie Award Competition (IMAC) 2025 kembali menghadirkan kegiatan inspiratif melalui screening film yang digelar di SMKN 57 Jakarta. Berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan tetapi juga sarana edukasi dan kesadaran lingkungan, Selasa (19/11/2024)
Screening kali ini terasa istimewa dengan kehadiran dua sineas muda berbakat, Ryan Sebastian, sutradara film pendek dan music video, serta Semesta, kreator di balik film Fizzy si Fotografer. Kedua sineas berbagi pengalaman kreatif mereka dalam sesi diskusi yang sarat inspirasi.
Dibuka dengan Semangat Inovasi Seni Visual
Ketua Umum ILUNI UI, Didit Ratam, membuka acara dengan optimisme tinggi. Ia menegaskan bahwa IMAC 2025 bertujuan menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap isu sosial dan lingkungan melalui medium seni visual.
Mengusung tema besar Green Diffraction, dua film unggulan, Laut Masih Memakan Daratan dan Mother of the Sea, menjadi sorotan utama. Keduanya menggambarkan dampak nyata perubahan lingkungan terhadap kehidupan masyarakat, menghadirkan cerita yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga mendorong penonton untuk bertindak nyata demi kelestarian alam.
Diskusi Inspiratif Bersama Sineas Muda
Sesi diskusi interaktif menjadi salah satu momen yang dinantikan. Ryan Sebastian berbagi perjalanan kreatifnya, menekankan pentingnya riset dalam proses pembuatan film.
“Perlu riset untuk menentukan pesan yang ingin disampaikan dalam film. Dengan kerangka yang matang, ide awal dapat dikembangkan sesuai koridor,” ujar Ryan.
Ryan juga menambahkan bahwa film tidak hanya sebatas hiburan, tetapi sebuah karya yang memiliki landasan teori dan pesan yang kuat. Hal ini sejalan dengan pandangan Semesta, yang menyoroti relevansi isu lingkungan dalam setiap karyanya.
“Untuk menjadi sutradara yang baik, kita harus peka terhadap isu-isu yang ada agar mampu menyampaikannya melalui medium film,” kata Semesta.
Memperkenalkan IMAC Film Camp: Wadah Kreativitas Generasi Muda
Selain screening dan diskusi, acara ini juga memperkenalkan IMAC Film Camp, sebuah program pendampingan kreatif bagi pelajar yang ingin menjelajahi dunia perfilman.
Direktur Festival IMAC 2025, Sri Bandoro, menjelaskan bahwa IMAC Film Camp memberikan pelatihan intensif dalam menciptakan film yang bermuatan nilai sosial dan budaya.
“Film pendek bukan hanya medium seni, tetapi juga alat untuk menyuarakan isu-isu mendesak seperti keberlanjutan dan dampak lingkungan,” tegas Sri Bandoro.
Ia berharap melalui acara ini dapat tercipta dialog yang melibatkan semua pihak untuk mengambil langkah nyata demi masa depan yang lebih baik.
Rangkaian acara IMAC 2025, termasuk screening film ini, bukan sekadar selebrasi seni, tetapi sebuah gerakan untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat. Dengan kolaborasi antara sineas muda, pendidik, dan masyarakat luas, seni visual menjadi medium yang kuat untuk membawa perubahan.
Film-film yang ditampilkan tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi, menginspirasi, dan mendorong generasi muda untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan. ILUNI UI melalui IMAC 2025 berhasil menghadirkan platform yang menyatukan kreativitas, edukasi, dan aksi nyata demi keberlanjutan. (ed)