close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

32.1 C
Jakarta
Jumat, Maret 28, 2025

Pedagang dan Aktivis Bersiap Kepung Istana dan KPK, Desak Pengusutan Mafia Kuota Bawang Putih

spot_img

Jakarta | VoA – Para pedagang dan masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas, termasuk Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Gerakan Pemuda Peduli Rakyat Indonesia (GEMPARI), dan Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak Indonesia), akan menggelar aksi unjuk rasa di Istana Merdeka dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, 5 Maret 2025.

Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap dugaan praktik mafia kuota impor bawang putih yang telah menyebabkan lonjakan harga di pasar dan merugikan masyarakat luas.

Dalam selebaran yang beredar di media sosial, massa aksi menuntut Presiden RI Prabowo Subianto untuk segera bertindak memberantas mafia yang diduga mengendalikan kuota impor bawang putih, Jumat (28/02/2025)

Tuntutan Tegas untuk Mengusut Mafia Kuota Bawang Putih

Dalam orasinya nanti, para pengunjuk rasa akan meminta KPK, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas serta menangkap pihak-pihak yang terlibat dalam praktik mafia kuota impor bawang putih.

Baca juga:  Relawan Supian-Chandra: Pers Pilar Demokrasi, Selamat Hari Pers Nasional

Mereka menduga kuota impor yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik malah dimanfaatkan segelintir orang sebagai alat transaksi dengan harga tinggi.

Kuota impor ini diduga diperjualbelikan dengan harga Rp.7.000 per kilogram, jauh lebih tinggi dari harga seharusnya, sehingga menyebabkan kenaikan harga bawang putih di pasaran.

Praktik ini merugikan masyarakat dan pedagang kecil yang kesulitan mendapatkan pasokan dengan harga wajar.

Indikasi Keterlibatan Kementerian Pertanian

Lebih lanjut, massa aksi juga mencurigai adanya keterlibatan oknum di Kementerian Pertanian (Kementan) dalam pengaturan kuota impor.

Baca juga:  Alumni S3 UNINUS Bandung Gelar acara Seminar Pendidikan, Ini Ungkapan H. Bambang Sutopo

Dugaan ini muncul karena perusahaan-perusahaan yang diberikan izin impor tidak beroperasi secara independen, melainkan diduga memiliki afiliasi dengan pihak tertentu di dalam kementerian.

Perusahaan-perusahaan ini disebut-sebut hanya menjadi alat bagi segelintir elite bisnis untuk mengontrol pasokan dan harga bawang putih di pasar.

Proses pemberian izin impor yang seharusnya transparan diduga telah diatur sedemikian rupa agar kelompok bisnis tertentu bisa menguasai pasar.

Bahkan, banyak perusahaan yang mendapatkan kuota impor tidak memiliki rekam jejak jelas dalam sektor pertanian, namun tetap mendapatkan akses besar untuk impor.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kebijakan impor bukan lagi untuk kepentingan rakyat, melainkan hanya menguntungkan segelintir orang.

Baca juga:  Harta Kekayaan Presiden RI Prabowo Subianto

Masyarakat semakin resah dengan praktik mafia impor, tidak hanya pada bawang putih tetapi juga daging kerbau. Mereka menilai lemahnya pengawasan dari Kementan menjadi celah bagi mafia pangan untuk terus beroperasi.

Oleh karena itu, masyarakat mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil tindakan tegas dengan mengawasi kinerja Kementan dan memastikan transparansi dalam kebijakan impor.

Di sisi lain, masyarakat juga memberikan apresiasi terhadap langkah KPK yang mulai mengusut kasus mafia pangan ini. Dalam beberapa bulan terakhir, KPK disebut telah bekerja keras membongkar jaringan korupsi di sektor impor pangan, termasuk dugaan permainan kuota yang merugikan negara. (ed)

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler

PT. ABINDO Luncurkan Almaz Fried Chicken dengan Misi Sosial dan Ekonomi

Pemalang | VoA - Pada tanggal 14 Juni 2024, PT. ABINDO tidak hanya meluncurkan satu brand baru, tetapi juga membuka peluang baru dan memberikan...

Dampak Kekecewaan Konsumen Terhadap Pembangunan Perumahan PT Rumahku Surgaku Berbuntut Gugatan ke Pengadilan

Tangerang | VoA - Pembangunan perumahan yang dipasarkan oleh PT Rumahku Surgaku melalui PT Fidemarko Maruchi Perkasa menimbulkan gelombang kekecewaan di kalangan konsumen. Ketidakpuasan...

Hemat Menyala Mitra Merana”  Isi Pesan Karangan Bunga yang Dikirim ke Kantor Gojek

Surabaya | VoA - Para mitra pengemudi Gocar mengirimkan karangan bunga kepada Gojek sebagai aksi damai menolak insentif dengan skema Hemat. Informasi yang telah dihimpun voa.co.id...

Nama Budi Leksono Masuk dalam Hasil Pemilu 2024 DPRD Surabaya Dapil 1-5, “Berikut Nama 50 Caleg yang Lolos

Surabaya | VoA- Di DPRD Surabaya Dapil 1, politisi senior PDI Perjuangan Surabaya, Budi Leksono kembali terpilih. Di dapil ini, ia didampingi Tri Didik Adiono atau yang akrab...

Wali Murid MAN Sidoarjo Ditarik Rp 12 Juta Sambat Lewat Media Sosial

Surabaya | VoA - Salah satu wali murid MAN  Sidoarjo mengeluhkan tingginya biaya yang ditarik bagi siswa baru. Pada tahun ajaran 2024/ 2025. Sekolah...

Fenomena Sosial Warung Madura Cukup Menarik Dikaji, Polemik Ini Direspon Senator Jatim dan Dinkopdag kota Surabaya

Surabaya | VoA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan tidak pernah melarang warung-warung Madura beroperasi 24 jam. Alasannya karena toko kelontong Madura...
Berita terbaru
Berita Terkait