Pemalang | VoA – Warga desa Lodaya semakin resah dengan dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Ketua RT 07. Dalam aksi terbaru, warga telah mengajukan sepuluh poin yang mencantumkan berbagai dugaan kesalahan yang dianggap tidak pantas dilakukan oleh oknum tersebut.
Menanggapi keresahan ini, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat telah turun tangan.
“Dengan adanya beberapa dugaan penyalahgunaan wewenang dari Ketua RT 07, maka disampaikan bahwa seyogyanya Pemerintah Desa (Pemdes) mengambil keputusan untuk mengakomodir hak-hak aspirasi suara masyarakat setempat,” ujar SR, Salah satu perwakilan LSM.
“Dengan timbulnya polemik yang akan mengganggu kondusifitas dan kenyamanan dalam lingkungan masyarakat, bisa saja Pemdes Lodaya mengambil langkah cepat dalam menyelesaikan persoalan ini,” tambahnya.
LSM menekankan pentingnya tindakan segera dari Pemdes. “Selanjutnya, untuk tenggang waktu yang telah disampaikan Pemdes dalam kurun waktu 2-3 hari ke depan agar menjadi prioritas keputusan dalam pengambilan langkah solusi demi kenyamanan masyarakat. Kami akan sepakat bila Pemdes Lodaya mengambil langkah tersebut seperti keinginan warga masyarakat RT 07,” tegas SR.
Insiden semakin memanas setelah Yanto, Sekretaris Desa (Sekdes) Lodaya, mengaku khilaf telah membocorkan nama-nama warga yang mendukung pengunduran Ketua RT.
“Kami tidak sengaja membocorkan data tersebut, dan kami sangat menyesal atas kejadian ini,” ujarnya.
Bocornya nama-nama warga tersebut memicu intimidasi dari kelompok pendukung Ketua RT yang berjumlah puluhan orang. Warga yang namanya bocor melaporkan berbagai bentuk ancaman dan tekanan yang mereka terima.
Seorang perwakilan LSM menanggapi, “Ini sangat mengganggu ketentraman warga kami. Kami berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk melindungi hak-hak warga.”
Pemdes Lodaya berjanji akan segera mengusut tuntas insiden ini dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan. Sementara itu, keamanan warga yang terdampak akan menjadi prioritas utama.
“Dalam hal ini, Pemerintah Desa Lodaya mengaku khilaf setelah tanpa sengaja membocorkan data warga yang menuntut pengunduran Ketua RT 07. Insiden ini menimbulkan ketegangan di desa, terutama setelah adanya intimidasi dari oknum RT kepada warga yang mendukung pengunduran tersebut,” pungkas Yanto. (Eko B Art)