Pemalang | VoA – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangatlah penting, karena dalam praktik kegiatannya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan lahan sempit sekalipun agar bisa menjadi lebih produktif.
Salah satunya adalah memanfaatkan lahan sempit dengan budidaya ikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga secara mandiri.
Budidaya yang sesuai dengan kondisi lahan tersebut adalah Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) dengan kultivannya, yaitu ikan lele dan kangkung, hal tersebut disampaikan Muhammad Ibaneza Bagus Pratama selaku Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2024/2025 dari Program Studi Akuakultur, Jumat (16/8/2024).
Kegiatan yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan yakni, Dr. Drs. Suhartana, M.Si;Dr. Ir. Suyatno., M.Kes;Dr. Vivi Endar Herawati., S.Pi., M.Si., tersebut juga dilakukan bersama Ibu PKK dan kader posyandu Desa Jeruksawit Kecamatan Gondang Rejo Kabupaten Karang Anyar.
“Budikdamber merupakan salah satu metode budidaya ikan yang menggunakan ember sebagai wadahnya, serta mengkombinasikan antara ikan dan tanaman untuk membentuk ekosistem yang menguntungkan, dimana unsur hara hasil proses metabolisme dan sisa pakan ikan dapat diubah menjadi nitrat yang akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk tumbuh,” ucap Muhammad Ibaneza Bagus Pratama.
“Keuntungan budikdamber, yaitu mudah, murah, praktis, serta dapat panen 2 produk, yaitu ikan dan tanaman. Ikan lele. memiliki kandungan protein sebesar 18-20 g/100 g, sehingga sangat cocok sebagai menu pendamping (lauk) sehari-hari, sedangkan kankung kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk pertumbuhan anak-anak”, sambungnya.
Kedua produk tersebut sangatlah cocok untuk dijadikan solusi alternatif dalam pencegahan stunting secara mandiri di lingkup keluarga.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat budikdamber juga cukup mudah didapatkan, yaitu wadahnya menggunakan ember berukuran 70 L, kemudian wadah kangkungnya net pot dengan media rockwoll. Bagian samping bawah ember diberi lubang untuk kran pembuangan air, dan bagian tutup ember untuk menaruh pot-pot kangkung. Ikan yang ditebar berukuran 10-13 cm dan metode penanaman kangkung yang digunakan, yaitu metode stek batang.
“Harapan untuk masyarakat dengan adanya kegiatan ini, yaitu pelatihan budikdamber ini dapat mengatasi masalah dalam penanganan stunting, serta pemanfaatan lahan sempit untuk budidaya, sehingga kegiatan budidaya tidak lagi menjadi suatu hal yang rumit dan ribet, akan tetapi budidaya ikan menjadi kegiatan yang mudah, menyenangkan, serta membantu dalam pencegahan stunting,”terang Muhammad Ibaneza Bagus Pratama.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan seminar bersama dengan acara Ibu PKK dan Kader Posyandu di Kantor Desa Jeruksawit, dan diikuti oleh 73 peserta dari Ibu PKK dan Kader Posyandu Desa setempat.
“Kami melihat masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, pasalnya mereka merupakan ibu rumah tangga yang biasanya bekerja di rumah saja, sehingga budikdamber juga menjadi salah satu kegiatan untuk menambah kegiatan ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan pelatihan ini berisi penjelasan tentang apa itu budikdamber, apa keuntungannya, bagaimana cara membuatnya, bagaimana cara perawatannya, kemudian bagaimana cara pemeliharaan ikan lele dan tanaman kangkung yang baik, serta di akhir terdapat sesi tanya jawab bersama masyarakat”, pungkas Muhammad Ibaneza Bagus Pratama. (Eko B Art).