Jakarta | VoA – Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pada hari Sabtu lebih dari 400 warga Palestina tewas di utara wilayah itu selama dua minggu terakhir selama serangan militer yang sedang berlangsung Israel mengatakan bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali.
Militer meluncurkan serangan udara dan darat yang menargetkan Gaza utara pada 6 Oktober. Sejak itu, telah memperketat pengepungannya yang telah mengungsi puluhan ribu orang.
Jumlah korban tewas dari operasi Israel hingga Jumat adalah 386. Korban tewas termasuk wanita, anak-anak dan orang tua.
“Mereka semua dipindahkan ke rumah sakit Jalur Gaza utara Kamal Adwan, Al-Awda dan Indonesia,” kata Bassal (juru bicara badan pertahanan sipil Gaza).
Serangan yang sedang berlangsung telah menyebabkan perpindahan massal orang-orang di seluruh Gaza utara.
20.000 orang lainnya terpaksa melarikan diri dari kamp Jabalia kemarin (Jumat) untuk mencari keselamatan termasuk di tempat penampungan yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Kekurangan bahan bakar dan persediaan medis dilaporkan di rumah sakit terakhir yang tersisa. Kekurangan bahan bakar juga dapat mempengaruhi akses ke air.
Di beberapa daerah, jaringan komunikasi dan internet telah terputus sehingga menyulitkan tim penyelamat untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.
Pada tanggal 6 Oktober, militer Israel melancarkan serangan intens terhadap Jabalia, yang kemudian diperluas ke daerah lain di Gaza utara di tengah klaim bahwa Hamas berkumpul kembali di daerah tersebut.
Militer Israel mengatakan pasukannya menargetkan “teroris yang tertanam di dalam daerah sipil”, sambil menuduh Hamas mencegah penduduk melarikan diri. (die)