Jakarta | VoA – Di tengah hiruk-pikuk suasana di luar sana, ada sebuah ruangan yang sunyi, di mana seorang pria merenung dalam hening. Di balik ketenangannya tersimpan doa dan tekad seorang patriot—Prabowo Subianto, sosok yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk bangsa dan negara.
Prabowo bukanlah sosok yang lahir dari latar belakang sederhana. Ia terlahir di keluarga berkecukupan, cucu dari Margono Joyohadi Kusumo, seorang tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dari kecil, Prabowo telah disuguhi kisah-kisah heroik Eyangnya dan pamannya, yang gugur di pertempuran Lengkong. Sejak kecil pula, ia akrab dengan nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiaan, baik dari cerita wayang yang ditontonnya maupun teladan keluarga.
Semangat dan kegigihan perjuangan sang Paman telah diwariskan lewat nama tengahnya Subianto, tak heran jika jiwa dan kegigihan sang Paman terbawa dan terjaga dengan baik.
Sebagai seorang anak, Prabowo harus meninggalkan Indonesia mengikuti ayahnya. Ayah Prabowo juga seorang tokoh yang disegani dan dihormati. Ia adalah seorang Begawan ekonomi Indonesia yakni Sumitro Joyohadi Kusumo.
Sebagai Seorang ekonom yang diandalkan negara. Pada saat itu Ayah Prabowo harus berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya, tentu hal ini menjadi tantangan bagi Prabowo di usia anak-anak, karena benih-benih Nasionalisme baru tersemai
dan belum tumbuh.
Namun diluar negeri Prabowo menikmati masa kanak-kanak yang penuh Warna.
Prabowo muda memperhatikan hal-hal detail dan menyukai peran keahlian strategi, dibesarkan keluarga intelektual tapi tetap menjaga kesantunan ala orang timur, seperti yang diajarkan orang tuanya ketika kecil.
Prabowo tak jarang diterpa berbagai cemoohan, hanya karena ia warga minoritas, apakah ini lantas membuatnya menjadi lemah….? Ternyata Prabowo malah menjadi semakin tangguh, rasa nasionalismenya semakin tumbuh, ia berhasil menyesuaikan diri dan bergaul dengan baik. Ia juga mampu mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah internasional karena otaknya yang cemerlang.
Ketika sekolah di Swiss, Prabowo menunjukkan jiwa leadership dengan mengambil prakarsa dalam penyusunan anggaran student senat, padahal masih Junior.
Ibu Dora telah membesarkan anak-anaknya dengan sangat disiplin, kabar baik datang saat ayahnya dipanggil pulang menjabat sebagai Menteri Keuangan. Prabowo merasakan semangat menggebu timbul banyak pertanyaan dalam dirinya, apa yang bisa kulakukan untuk rakyat di tanah air yang kucintai ini.
Sekembalinya ke Indonesia, Prabowo menyaksikan langsung kondisi rakyat yang jauh dari sejahtera. Ia pun mulai tergerak untuk ikut memperbaiki keadaan, bahkan pernah mendirikan organisasi nirlaba bernama Lembaga Pembangunan Indonesia.
Meski belum sukses, Prabowo tak menyerah. Semangat nasionalismenya akhirnya mengantarkannya memilih Akademi Militer Nasional di Magelang, tempat ia menempa diri menjadi perwira militer yang disiplin dan berjiwa pemimpin.
Penggemblengan keras yang ia jalani selama masa pendidikan sebagai taruna membentuk keteguhan dalam dirinya. Sosok Azwar Syam menjadi teladan dan menginspirasinya untuk menjadi pemimpin yang tegas, disiplin berwibawa tetapi tetap peduli pada kesejahteraan anak buahnya.
Prabowo percaya bahwa seorang pemimpin militer harus berada di garis depan, sebagai salah satu pemimpin di kopasanda Ia dikenal dekat dengan para anak buahnya.
“saya mengenal Pak Prabowo saat di Akabri, mungkin saya satu-satunya atasan yang
pernah menempelengnya dan beliau selalu mengingatnya sebagai bagian dari proses
pendidikan.”
Menurut kesaksian anak buahnya, Prabowo juga selalu memikirkan rakyat kecil, dan perhatiannya pada negara untuk mewujud keadilan dan kesejahteraan.
Prabowo dianggap terlalu fokus di dunia militer sehingga terkesan melupakan kehidupan
pribadinya, Itulah sebabnya baru setelah berpangkat Kapten, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) Putri keempat dari Presiden saat itu Soeharto.
Dengan latar belakang mereka yang sangat berbeda, Prabowo tumbuh di Tengah.keluarga modern dan Luwes dalam pergaulan internasional. Sementara Titik berasal dari keluarga dengan budaya Jawa yang sangat kental tradisinya.
Meski begitu mereka mampu beradaptasi, pada tahun 1984 mereka dikaruniai seorang anak lelaki sungguh sebuah awal perjalanan masa dewasa yang menyenangkan.
Setelah membangun keluarga, Prabowo semakin Cemerlang dalam karir militernya, berbagai posisi dan jabatan penting pernah Ia pegang, ia berhasil
memimpin beberapa operasi militer.
Dalam karir militernya, Prabowo menjadi sosok yang disegani. Ia pernah memimpin operasi berisiko tinggi untuk menyelamatkan sandera di Mapenduma, Papua. Keberaniannya memberi Prabowo julukan “08” di satuan Kopassus. Namun, pergolakan politik 1998 menempatkannya di pusaran konflik yang akhirnya membuatnya harus meninggalkan karir militernya.
Berada di titik terendah dalam hidupnya, Prabowo berusaha bangkit.
Tak diam dalam keterpurukan, Prabowo memutuskan untuk pergi ke Yordania, itu adalah negara tempat tinggal sahabatnya, Pangeran Abdullah yang mengundang dan menyambut Prabowo layaknya seorang Jenderal yang pulang dari Medan laga, jauh di negeri orang, hatinya gamang dan terus menerawang memikirkan Indonesia.
Prabowo teringat pada pesan ayahnya agar tetap bersama adiknya Hasim untuk saling menjaga dan saling menguatkan.
Ia membangun usaha bersama adiknya, Hasim Joyohadi Kusumo, namun cinta kepada Indonesia tak pernah luntur.
Sampai Pada suatu hari sebuah kabar membuatnya ingin segera kembali ke Indonesia.
Sang ayah jatuh sakit, namun posisi kondisi dan situasi saat itu membuat kepulangan Prabowo pulang tidak mudah dalam menjejakkan kakinya kembali di tanah yang ia
cintai, namun bagaimana kisah dan upaya Prabowo untuk pulang.
Orang yang membantu kepulangan Pak Prabowo kembali ke Indonesia memang
Pak Taufik kemas yang berkomunikasi dengan Pak Prabowo.
Dan disampaikan waktu Bu Mega menjadi wakil Presiden dan saat itu Presidennya
almarhum Gus Dur.
Perjalanan panjang seorang Prabowo yang begitu besar keinginannya membantu rakyat serta memajukan bangsa dan negara sungguh sebuah mimpi besar yang masih gelap ujungnya dan tidaklah mudah.
Prabowo yang pulang ketanah airnya banyak kesulitan, namun atas kesaksian baik beberapa tokoh bangsa terhadap Prabowo, akhirnya Prabowo berhasil pulang kembali ke tanah air pada awal tahun 2000.
Sayangnya tak lama kemudian pada tahun 2001 Ayahandanya Pak Sumitro Joyohadi Kusumo meninggal dunia di usia 81 tahun.
Sungguh itu menjadi tahun-tahun yang berat bagi seorang Prabowo, ujian demi ujian datang menghadang silih berganti, namun Prabowo tetap tegar dan pantang menyerah pada mimpi dan cita-citanya, yakni berbakti pada negeri dan turut membantu meringankan beban rakyat. Setelah merasakan sendiri turbulensi, Gejolak bahkan politik.
.
Prabowo menyadari bahwa turut berjuang dalam negara dan bangsa adalah dengan
terjun ke politik. Praktis Ia pun memutuskan untuk mendirikan sebuah
partai yaitu partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra pada tahun 2008.
Dari sinilah awal karir politik Prabowo dimulai, jalannya tidak mudah dan terus menghadapi ujian demi ujian lagi tidak hanya satu kali, tetapi berkali-kali dan ini sungguh menjadi sebuah perjalanan politik yang luar biasa bagi seorang Prabowo.
Sampai pada satu saat Prabowo harus dihadapkan lagi dengan ujian politik yang berat yakni harus bersaing dengan kandidat terkuat seorang lawan yang dulunya adalah kawan dan mantan orang yang ia dukung dalam kontestasi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta
yaitu Joko widodo atau Jokowi.
Setelah kalah di Pilpres 8 Juli 2014, pada tahun 2019 untuk kedua kalinya Prabowo dikalahkan kembali oleh lawan yang sama yakni Jokowi.
Sungguh situasi yang sangat memukul bagi.Prabowo, apakah kegagalan Ini akhirnya sanggup menghentikan langkah Prabowo?
Pada suatu hari Sabtu di stasiun MRT Lebak Bulus Prabowo meringankan kakinya untuk bertatap muka langsung dengan Jokowi pesaing terkuatnya dalam dua kali Pilpres.
Pertemuan Prabowo dengan Jokowi sungguh sebuah gambaran betapa besarnya
jiwa Prabowo yang rela merendah dan mengalah demi bangsa demi negara dan
demi persatuan rakyat.
Lantas Prabowo.menyadari bahwa membantu dan memajukan rakyat Indonesia tidak harus selalu dengan cara menjadi pemimpin tertinggi, baginya keutuhan bangsa lebih penting di atas kepentingan golongan. Prabowo menerima tawaran rekonsiliasi
dari Jokowi, itulah yang membuat Prabowo menerima jabatan sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
Pada 2024, Prabowo Subianto, bersama Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, mengusung sebuah program sederhana namun berdampak besar, yaitu menyediakan makan siang bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia. Visi ini mendapatkan dukungan luas dari rakyat, membawanya terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-8 untuk periode 2024-2029.
Kini, Prabowo siap menjalankan tugas sebagai kepala negara dan pemerintahan dengan tekad kuat, mengutamakan kesejahteraan dan keutuhan bangsa. Dari ruang sunyi menuju gemuruh kehidupan politik, Prabowo terus menapak dalam langkah tegap demi Indonesia tercinta. (Eko B Art)
Sumber:
Melansir dari Tayangan YouTube (Vlog_Documentary)