Bandung | VOA – Belakangan ini, di Jabar terlihat peningkatan potensi yang dapat mengarah kepada gangguan kamtibmas. Hal tersebut antara lain bisa dilihat dari masih tingginya angka kriminalitas yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor (curanmor), penganiayaan berat dan pembunuhan.
Selain itu, masalah lalu lintas seperti kecelakaan atau kemacetan juga masih memprihatinkan. Sedangkan masalah ketertiban umum yang dapat mengganggu terselenggaranya kegiatan masyarakat, masih potensial terjadi.
Gambaran tersebut disampaikan Kapolda Jabar, Mayjen Pol. Drs. Chaerudin Ismail, pada upacara gelar pasukan “Operasi Lilin Lodaya (OLL) 1997” di Mapolda Jabar, Jumat (19/12). Upacara antara lain dihadiri Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Djamari Chaniago, dan pejabat instansi terkait.
Menurut Kapolda, selain peningkatan potensi gangguan, sejumlah bencana juga masih sering terjadi, baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia. “Semua itu tentunya menjadi tantangan bagi penyelenggaraan tugas operasi,” katanya.
Konsep cara bertindak yang diterapkan dalam menghadapi berbagai gangguan kamtibmas, adalah mengutamakan upaya preventif. Upaya itu dilakukan untuk mengubah situasi ke arah yang lebih kondusif. Sedangkan upaya represif dilaksanakan sebagai alternatif terakhir, guna menimbulkan dampak jera.
Natal dan Tahun Baru
Khusus mengenai OLL, menurut Kapolda, dimaksudkan untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru di wilayah hukum Polda Jabar. Gelar pasukan itu sendiri, pada hakikatnya merupakan wahana untuk lebih memantapkan semangat dan moral petugas, sekaligus untuk melakukan pengecekan terakhir terhadap kesiapan pasukan dalam melaksanakan operasi.
Setelah gelar pasukan dilaksanakan, akan dilanjutkan dengan unjuk kekuatan (show of force) keliling kota. Tujuannya di samping untuk memantapkan semangat keterpaduan, juga untuk meyakinkan masyarakat bahwa aparat keamanan telah siap untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Karenanya masyarakat tidak perlu resah. Bahkan saya menganjurkan untuk tetap tertib, namun waspada terhadap ulah oknum/kelompok yang bertujuan memecah belah persatuan dengan melontarkan isu yang tidak benar,” katanya.
Berkaitan dengan itu, ia memerintahkan kepada petugas untuk melaksanakan operasi dalam suasana kebersamaan dan kemitraan, antarunsur terkait lintas sektoral dan potensi masyarakat.
Para kasatwil hendaknya menggelar dan mempersiapkan posko taktis pada simpul-simpul kemacetan lalu lintas dan posko simpatik pada titik tertentu. Selain itu, seluruh instansi terkait hendaknya melakukan upaya yang dapat mencegah timbulnya friksi antarkelompok masyarakat.
11.310 personel
Seusai upacara Kaditlantas Polda Jabar, Kol. Pol. Drs. Sihar Sitompul bersama pejabat instansi terkait, melakukan pengecekan persiapan di terminal. Di tempat tersebut, dilakukan pengecekan kelaikan bus dan kendaraan umum lainnya.
Menurut Kapuskodalops, Kol. Pol. Banjar Nahor, jumlah personel yang diterjukan dalam OLL tahun ini 11.310 orang, terdiri atas Polri 6.738 orang, ABRI non-Polri 1.792, petugas instansi terkait 834, dan potensi masyarakat 1.936 orang.
Sedangkan lokasi atau objek yang diamankan antara lain jalan raya, tempat ibadah, stasiun, terminal, bandar udara, pelabuhan, tempat wisata, tempat hiburan, pasar/toko dan permukiman. (sandi)