close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

26.7 C
Jakarta
Sabtu, Desember 14, 2024

Tahukah Anda? 20 November, Hari Anak Sedunia: Saatnya Merayakan Hak dan Masa Depan Anak-Anak

spot_img

Pemalang | VoA – Hari Anak Sedunia yang diperingati setiap 20 November bukan sekadar momen perayaan. Lebih dari itu, ini adalah panggilan untuk bertindak dan refleksi global atas hak-hak anak di seluruh dunia. Pertama kali diperingati pada tahun 1954, Hari Anak Sedunia menjadi sebuah momentum penting untuk mengingatkan kita bahwa masa depan anak-anak ada di tangan kita hari ini.

Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Listen to the Future,” yang mengajak kita untuk mendengarkan dan memahami apa yang akan terjadi pada generasi penerus di masa depan. Namun, dengan segala tantangan yang ada, apakah kita sudah melakukan cukup banyak untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi mereka?

Peringatan ini menyadarkan kita bahwa anak-anak di seluruh dunia saat ini hidup dalam kondisi yang penuh dengan tantangan. Krisis, kemiskinan, dan diskriminasi masih mengancam hak mereka untuk hidup layak, mengenyam pendidikan yang berkualitas, serta menikmati kehidupan yang penuh dengan kesempatan. Tentu saja, kita bisa dan harus berbuat lebih banyak.

Laporan Keadaan Anak-Anak di Dunia 2024 yang dikeluarkan oleh UNICEF menunjukkan betapa pentingnya memahami tiga tren besar yang akan membentuk masa depan anak-anak pada tahun 2050. Pergeseran demografi, krisis iklim dan lingkungan, serta perkembangan teknologi menjadi faktor utama yang akan memengaruhi hidup mereka. Laporan ini mengingatkan kita bahwa keputusan yang kita ambil hari ini akan menentukan kondisi dunia anak-anak di masa depan.

Baca juga:  Dari Tawuran ke Prestasi, Komitmen Chandra Rahmansyah Bangun Generasi Emas Depok

Salah satu tren besar yang harus kita hadapi adalah pergeseran demografi. Populasi dunia yang semakin menua, migrasi yang meningkat, serta perpindahan yang lebih sering menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak.

Di satu sisi, migrasi dapat membawa peluang, seperti peningkatan kesempatan pendidikan dan perlindungan dari konflik. Namun, di sisi lain, migrasi juga membawa bahaya, termasuk risiko eksploitasi dan kehilangan kontak dengan pengasuh.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2023, lebih dari 20 juta anak mengungsi akibat konflik dan bencana. Hal ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak terhadap perubahan demografis global.

Jika kita tidak segera mengambil tindakan yang tepat, bisa jadi lebih banyak anak yang hidup di komunitas perkotaan padat penduduk dengan akses terbatas terhadap air bersih, pendidikan, dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang melindungi hak anak-anak akan tempat tinggal yang aman dan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka.

Baca juga:  PAFI Kaur: Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Melalui Inovasi Dalam Pelayanan Farmasi

Tak kalah penting adalah ancaman yang ditimbulkan oleh krisis iklim dan kerusakan lingkungan. Sejak lahir, anak-anak sudah dihadapkan pada lingkungan yang semakin tidak ramah.

Polusi udara, bencana alam, dan perubahan iklim yang tak terduga menjadi ancaman nyata bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak. Sekitar satu miliar anak di dunia kini tinggal di negara-negara yang menghadapi risiko tinggi terhadap bahaya iklim.

Jika kita tidak mengambil langkah serius untuk mengatasi perubahan iklim, maka dampaknya akan semakin terasa pada tahun 2050, ketika anak-anak hari ini telah menjadi generasi penerus yang menghadapi tantangan yang lebih berat.

Perkembangan teknologi juga merupakan faktor penting yang membentuk masa depan anak-anak. Teknologi dapat membuka pintu untuk akses pendidikan yang lebih luas dan kemajuan lainnya. Namun, teknologi juga membawa tantangan baru, seperti ketergantungan pada perangkat digital, paparan terhadap konten berbahaya, dan potensi ancaman terhadap privasi anak. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa anak-anak tumbuh di lingkungan yang mengedepankan manfaat teknologi tanpa mengabaikan potensi risikonya.

Baca juga:  Dalam Pusaran Homo Imago Dei: Keniscayaan Pilpres Satu Putaran

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bagi setiap negara, tanggung jawab untuk melindungi hak anak-anak adalah hal yang mutlak. Konvensi Hak Anak (CRC) menggarisbawahi prinsip-prinsip dasar yang harus diikuti, seperti memastikan akses pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang memadai, serta tempat tinggal yang aman dan ramah anak. Pemerintah dan masyarakat harus berinvestasi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak agar mereka dapat mewujudkan potensi terbaik mereka.

Hari Anak Sedunia mengingatkan kita bahwa masa depan anak-anak adalah masa depan kita bersama. Jika kita ingin melihat dunia yang lebih baik, kita harus mulai bertindak sekarang.

Mari kita buat keputusan yang bijak hari ini untuk memastikan bahwa setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dalam dunia yang lebih adil, sejahtera, dan penuh kesempatan. Sebagaimana yang ditegaskan dalam laporan UNICEF, “Masa depan kita bergantung pada keputusan Anda hari ini.” Ini adalah saatnya untuk mendengarkan dan bertindak demi masa depan anak-anak kita. (Eko B Art)

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler

PT. ABINDO Luncurkan Almaz Fried Chicken dengan Misi Sosial dan Ekonomi

Pemalang | VoA - Pada tanggal 14 Juni 2024, PT. ABINDO tidak hanya meluncurkan satu brand baru, tetapi juga membuka peluang baru dan memberikan...

Hemat Menyala Mitra Merana”  Isi Pesan Karangan Bunga yang Dikirim ke Kantor Gojek

Surabaya | VoA - Para mitra pengemudi Gocar mengirimkan karangan bunga kepada Gojek sebagai aksi damai menolak insentif dengan skema Hemat. Informasi yang telah dihimpun voa.co.id...

Dampak Kekecewaan Konsumen Terhadap Pembangunan Perumahan PT Rumahku Surgaku Berbuntut Gugatan ke Pengadilan

Tangerang | VoA - Pembangunan perumahan yang dipasarkan oleh PT Rumahku Surgaku melalui PT Fidemarko Maruchi Perkasa menimbulkan gelombang kekecewaan di kalangan konsumen. Ketidakpuasan...

Fenomena Sosial Warung Madura Cukup Menarik Dikaji, Polemik Ini Direspon Senator Jatim dan Dinkopdag kota Surabaya

Surabaya | VoA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan tidak pernah melarang warung-warung Madura beroperasi 24 jam. Alasannya karena toko kelontong Madura...

Seduluran Abdi Dalem Eyang Joko Dolog serta KPJ dan Warga RW 02 Kompak Bagi Takjil On the Road

Surabaya | VoA - Moment Ramadan tahunan ini selalu dimanfaatkan Kelompok Pemusik Jalanan (KPJ) kota Surabaya untuk berbagi takjil dan buka bersama baik On the...

Nama Budi Leksono Masuk dalam Hasil Pemilu 2024 DPRD Surabaya Dapil 1-5, “Berikut Nama 50 Caleg yang Lolos

Surabaya | VoA- Di DPRD Surabaya Dapil 1, politisi senior PDI Perjuangan Surabaya, Budi Leksono kembali terpilih. Di dapil ini, ia didampingi Tri Didik Adiono atau yang akrab...
Berita terbaru
Berita Terkait