close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

31 C
Jakarta
Minggu, Januari 19, 2025

Ketika Srigala Lebih Bijak Dibanding Manusia

spot_img

Pemalang | VoA – Dalam dunia hewan, srigala sering kali dipandang sebagai predator yang buas. Namun, jika kita mengamati lebih dalam, perilaku srigala justru menunjukkan harmoni yang luar biasa dengan lingkungan dan kelompoknya. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam kawanan, srigala menampilkan struktur organisasi yang kompleks dan strategi bertahan hidup yang cermat tanpa melampaui kebutuhan dasar mereka.

Sementara itu, manusia—yang kerap mengklaim dirinya sebagai makhluk paling beradab—sering terjebak dalam perilaku yang jauh dari nilai-nilai keseimbangan. Keserakahan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya dan menumpuk kekayaan tanpa batas sering kali berujung pada kerusakan lingkungan, ketimpangan sosial, dan ancaman terhadap ekosistem yang menopang kehidupan itu sendiri.

Pelajaran dari Kehidupan Srigala

  1. Struktur Sosial yang Berimbang
    Srigala hidup dalam kawanan yang dipimpin oleh pasangan alpha. Semua anggota bekerja sama untuk berburu, merawat anak-anak, dan menjaga wilayah mereka. Tidak ada kompetisi yang berlebihan atau eksploitasi anggota kelompok; semuanya dilakukan demi kelangsungan hidup bersama.
  2. Pemburuan yang Kooperatif
    Dalam berburu, srigala menggunakan strategi terkoordinasi yang memastikan keberhasilan mereka. Namun, mereka hanya berburu sesuai kebutuhan, tanpa mengeksploitasi mangsa secara berlebihan. Setelah berburu, hasilnya dibagi berdasarkan hierarki, tetapi semua anggota kelompok tetap mendapat bagian.
  3. Adaptasi dan Kesederhanaan
    Srigala mampu bertahan tanpa makanan selama beberapa hari setelah mengonsumsi porsi besar. Mereka beradaptasi dengan lingkungan tanpa merusak ekosistem tempat mereka hidup.
Baca juga:  Tahukah Anda? 20 November, Hari Anak Sedunia: Saatnya Merayakan Hak dan Masa Depan Anak-Anak

Manusia dan Keserakahan

Di sisi lain, perilaku manusia sering kali mencerminkan ambisi tanpa batas. Beberapa faktor pendorong keserakahan manusia antara lain:

  • Ambisi Berlebihan
    Banyak manusia yang mengejar kekayaan dan kekuasaan tanpa memperhatikan dampak terhadap orang lain atau lingkungan.
  • Materialisme
    Budaya materialistik sering kali menempatkan keberhasilan finansial di atas nilai-nilai sosial, sehingga mendorong manusia untuk terus mengakumulasi harta.
  • Ketakutan akan Masa Depan
    Ketidakpastian ekonomi mendorong manusia untuk mengumpulkan lebih dari yang diperlukan, bahkan dengan mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Baca juga:  Membimbing Anak Usia 0-7 Tahun dengan Ketertarikan dan Peran Fasilitator

Siapa yang Lebih Bijak?

Srigala menunjukkan kepada kita bahwa kelangsungan hidup tidak harus didasarkan pada keserakahan, tetapi pada kerja sama dan keseimbangan. Sebaliknya, manusia sering kali berperilaku seolah-olah sumber daya alam tidak terbatas.

Ketika srigala berburu, mereka melakukannya untuk kebutuhan kawanan mereka. Sebaliknya, manusia sering kali mengeksploitasi lingkungan dengan melampaui kebutuhan, bahkan merusak ekosistem yang menopang kehidupan.

Baca juga:  Menarik Hal-Hal Positif Melalui Vibrasi Tubuh

Pertanyaannya, siapa yang sebenarnya lebih serakah: manusia atau srigala? Jawabannya mungkin bergantung pada cara kita memandang hidup. Jika manusia ingin belajar dari srigala, maka kita perlu kembali kepada prinsip dasar: hidup selaras dengan lingkungan, tidak mengambil lebih dari yang diperlukan, dan memastikan kelangsungan hidup generasi mendatang.

Mungkin sudah saatnya manusia berhenti membandingkan dirinya dengan hewan liar sebagai makhluk superior. Sebaliknya, mari belajar dari perilaku sederhana dan terorganisir srigala—makhluk yang hidup dengan harmoni dan kesadaran ekologis tinggi. Apakah kita siap mengubah cara pandang kita dan mengambil langkah menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan? Atau justru kita akan terus tenggelam dalam keserakahan yang merusak segalanya?

(Eko B Art)

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler

PT. ABINDO Luncurkan Almaz Fried Chicken dengan Misi Sosial dan Ekonomi

Pemalang | VoA - Pada tanggal 14 Juni 2024, PT. ABINDO tidak hanya meluncurkan satu brand baru, tetapi juga membuka peluang baru dan memberikan...

Dampak Kekecewaan Konsumen Terhadap Pembangunan Perumahan PT Rumahku Surgaku Berbuntut Gugatan ke Pengadilan

Tangerang | VoA - Pembangunan perumahan yang dipasarkan oleh PT Rumahku Surgaku melalui PT Fidemarko Maruchi Perkasa menimbulkan gelombang kekecewaan di kalangan konsumen. Ketidakpuasan...

Hemat Menyala Mitra Merana”  Isi Pesan Karangan Bunga yang Dikirim ke Kantor Gojek

Surabaya | VoA - Para mitra pengemudi Gocar mengirimkan karangan bunga kepada Gojek sebagai aksi damai menolak insentif dengan skema Hemat. Informasi yang telah dihimpun voa.co.id...

Fenomena Sosial Warung Madura Cukup Menarik Dikaji, Polemik Ini Direspon Senator Jatim dan Dinkopdag kota Surabaya

Surabaya | VoA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan tidak pernah melarang warung-warung Madura beroperasi 24 jam. Alasannya karena toko kelontong Madura...

Nama Budi Leksono Masuk dalam Hasil Pemilu 2024 DPRD Surabaya Dapil 1-5, “Berikut Nama 50 Caleg yang Lolos

Surabaya | VoA- Di DPRD Surabaya Dapil 1, politisi senior PDI Perjuangan Surabaya, Budi Leksono kembali terpilih. Di dapil ini, ia didampingi Tri Didik Adiono atau yang akrab...

Seduluran Abdi Dalem Eyang Joko Dolog serta KPJ dan Warga RW 02 Kompak Bagi Takjil On the Road

Surabaya | VoA - Moment Ramadan tahunan ini selalu dimanfaatkan Kelompok Pemusik Jalanan (KPJ) kota Surabaya untuk berbagi takjil dan buka bersama baik On the...
Berita terbaru
Berita Terkait