Pemalang | VoA – Dinas Sosial Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsoskbpp) Kabupaten Pemalang menggelar sekolah perempuan.
Sekolah perempuan tersebut disingkat menjadi Sekolah perempuan mampu Menggapai cita-cita (Sekoper Permata) yang diikuti 40 orang peserta yang berasal dari perwakilan desa desa di Kecamatan Taman.
Sekolah perempuan merupakan program dari dinas sosial yang bersinergi dengan berbagai unsur termasuk dari perguruan tinggi, keterwakilan dari perempuan Pemalang.
Keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan. Untuk itu perempuan berperan dan berpartisipasi dalam segala bidang kehidupan,” ujar narasumber dalam pembahasan materi tentang “Kepemimpinan Perempuan dan Pengarus Utamaan Perempuan”, yang disampaikan Nisrokha S. Pdi, M. Pd selaku Dosen dari Institut Agama Islam Pemalang (INSIP), Senin (29/4/2024).
Nisrokha menambahkan, bahwa Perempuan itu punya hak yang sama dengan laki-laki tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang ibu ( perempuan di keluarga,) dan sebagai istri.
Dari pembahasan ini wacana yang harus dibangun adalah Marjinalisasi (proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat), bahwa selama ini peran Perempuan itu diminimalisir “karena perempuan pada prinsipnya punya hak yang sama di bidang sosial, pendidikan dan bidang yang lainnya.
“Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mau belaja tentang dalam mendapatkan transformasi ilmu hari ini. Pesan saya untuk semuanya, agar kegiatan sekolah perempuan ini bisa diimplementasikan dan disampaikan kepada kader- kader desa di kecamatan Taman, supaya teman-teman yang lain di masing-masing desanya bisa menerapkan dalam kehidupan pribadi untuk keluarganya”, pungkas Nisrokha.
Senada dengan hal itu Triyatno Yuliharso,.S.IP, M.P. selaku Kabid PPA Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) Kabupaten Pemalang juga turut menyampaikan bahwa kegiatan SEKOLAH PEREMPUAN MAMPU MENGGAPAI CITA-CITA (Sekoper Permata) TAHUN 2024 yang mengambil tajuk tentang “Kepemimpinan Perempuan untuk Mewujudkan Pembangunan yang Responsif Gender, Inklusif dan Transformatif” kita mengambil Ghirah (semangat yang menggelora dalam setiap jiwa manusia) semangat Hari Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” hal itulah yang didambakan oleh Kartini, bahwa perempuan bisa mampu setara dengan laki-laki, tentu sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Jadi kesetaraan perempuan harus sama dengan laki-laki. Proses pembelajaran Sekolah Perempuan dikaitkan dengan analisis struktur yang lebih luas terkait sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya dalam berkemajuan” ujar Triyatno Yuliharso.
Dengan melihat kondisi sosial di masyarakat, kadang-kadang ada saja bagaimana seorang ibu seharusnya dalam melakukan pola asuh terhadap anak-anaknya, bagaimana perempuan berperan sebagai istri terhadap suami karena pada dasarnya perempuan yang menjadi orang tua bagi anak-anaknya adalah untuk bisa mencetak generasi ke depan yang lebih baik serta lebih baik lagi dan Perempuan yang menjadi istri juga harus turut membangun kesejahteraan dalam keluarga, tegas Triyatno Yuliharso.
Selain tentang pola asuh anak pada sesi selanjutnya juga ada tentang materi kekerasan terhadap perempuan dan bagaimana aspek hukum nya, kemudian ada juga tanggapan dari jurnalis tentang bagaimana Ibu- ibu harus bijak dalam ber Medsos, dan di sesi terakhir juga ada materi bagaimana sih…membangun keluarga bahagia, perempuan membangun Wira Usaha, kemudian bagaimana penanganan anak-anak atau perempuan yang kena HIV/AIDS.
Maka selanjutnya perempuan dari kader- kader penggerak, organisasi Pekat, ibu rumah tangga, mahasiswa, semuanya kita berikan bekal pada yang berkegiatan hari ini supaya dia bisa menularkan ilmunya kepada masyarakat terutama lingkungan keluarganya.
Kita harapkan perempuan juga bisa menjadi Speak-Up dalam turut mewujudkan Pembangunan menuju Indonesia EMAS 2045″, Pungkas Triyatno Yuliharso (Eko B Art).