Pemalang | VoA – Dalam sebuah wawancara yang menarik di kanal YouTube “Jurnal Cak Nun”, tokoh budayawan terkenal Cak Nun mengangkat isu menarik tentang peran guru-guru SD di Yogyakarta.
Dalam dialognya, Cak Nun menyoroti paradoks umum yang dihadapi oleh banyak guru: keinginan untuk mencapai kekayaan versus dedikasi pada profesi sebagai pendidik.
Cak Nun, yang lebih memilih pendekatan santai dan penuh humor, menegaskan bahwa ia tidak suka berceramah kepada guru-guru, karena menurutnya berceramah menuntut keyakinan bahwa pembicara lebih baik dari yang didengarinya.
Sebaliknya, Cak Nun lebih suka berinteraksi secara informal dan melakukan “brainstorming” bersama guru-guru untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pendidikan dan mencari solusi bersama.
Dalam dialog tersebut, Cak Nun juga mengajukan pertanyaan menarik kepada para guru yang hadir, yang telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun dalam profesi mengajar.
Ia mencermati bahwa kebanyakan dari mereka secara diam-diam juga memiliki impian untuk meraih kekayaan, memiliki harta benda yang lebih besar, atau bahkan mengubah aspek lain dalam kehidupan pribadi mereka.
“Saya bilang bahwa pekerjaan paling tidak rasional dari guru SD adalah kalau ingin kaya…, kalau Anda ingin kaya ya…jadi Pengusaha,” lanjut Cak Nun dengan nada humorisnya.
Meskipun demikian, Cak Nun menegaskan bahwa tidak ada yang salah bagi seorang guru SD untuk bercita-cita untuk menjadi kaya. Namun, menurutnya, kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam profesi guru bukanlah hanya soal uang semata, melainkan fokus pada kualitas pendidikan, cinta pada anak didik, dan hubungan baik dengan wali murid.
Menurut Cak Nun, ketika seorang guru SD dapat membangun kepercayaan dari kepala sekolah, dihormati oleh murid-muridnya, dan dicintai oleh para wali murid, maka secara alami pintu-pintu kesempatan lain akan terbuka.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka, tetapi juga memberikan peluang ekstra yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Cak Nun mengajak para guru untuk fokus pada pekerjaan mereka dengan sepenuh hati, karena efek dari kualitas pendidikan yang tinggi akan berdampak positif secara finansial pada mereka, walaupun itu bukanlah tujuan utama.
“Percaya atau tidak percaya, mulai sekarang jalankan itu,” pungkasnya. (Eko B Art)