Bandung | VOA – Angin puyuh disertai hujan es mengamuk di Desa Sukari dan Bojongmanggu, Kec. Pameungpeuk Kab. Bandung, Jumat (19/12) kemarin. Akibatnya sebuah rumah roboh, 10 pohon tumbang, dua atap bangunan pabrik serta tidak kurang dari 50 pedagang makanan kaki lima berantakan.
Menurut Ketua RW 08, Kampung Sepen, Desa Sukasari, Ayip (56), peristiwa itu diawali petir yang saling bersahutan pada pukul 14.30. Sesaat kemudian turun hujan deras disertai es dan angin kencang.
Di saat hujan deras tersebut tiba-tiba datang angin puyuh yang berputar-putar dari arah timur ke barat menumbangkan tiga pohon mahoni di pinggir Jl. Raya Banjaran. Kabel listrik putus dan satu tiang listrik roboh.
Angin yang berputar disertai suara menderu itu kemudian masuk ke RW 08. Di daerah itu angin memporakporandakan pohon bambu dan pepohonan lainnya. Pagar lapangan bolavoli, kandang kambing dan sebuah rumah yang sedang ditinggalkan pemiliknya, Ny. Enah, hancur.
“Saat itu saya sedang menidurkan anak. Tahu-tahu seperti ada yang jatuh ngagadubrak, saya langsung keluar sambil menjerit,” kata Ny. Eni yang tinggal di sebelah rumah Ny. Enah.
Atap rumah Ny. Eni rusak dan bentengnya jebol tertimpa balok kayu. Di rumah lainnya pohon rambutan tumbang, namun tidak menimpa rumah. “Untung saja robohnya ke depan halaman, kalau ke belekang hancur rumah saya,” kata penduduk lainnya.
Akibat tumbangnya tiga pohon mahoni di Jl. Raya Banjaran, jalan tersebut macet total sekitar dua jam. Namun berkat kesigapan petugas dan warga setempat secara bergotong-royong dengan peralatan seadanya memotong pohon tumbang itu sehingga lalu lintas di jalan tsb lancar kembali.
Amukan dan terjangan angin juga menimpa di Desa Bojongmanggu. Di desa ini angin menumbangkan beberapa pohon baik di halaman rumah penduduk maupun di pinggir jalan.
Sedikitnya 50 pedagang makanan yang menggunakan roda dan memasang tenda di belakang pintu pabrik PT Pengtay juga porak poranda diterjang angin. Mereka ialah pedagang mie bakso, pisang goreng, nasi rames dll.
“Pedagang di sini jumlahnya sekitar 52 orang, rata-rata menggunakan roda. Setiap hari mereka berjualan di sekitar pabrik berjejer menjadi dua barisan. Hanya dua pedagang yang selamat, saya dan pedagang batagor,” kata Sutarto (48) dan istrinya Suarti (49) yang berdagang mie bakso.
Menurutnya, saat kejadian para pedagang sedang melayani pembeli sebagaimana biasa. Sekitar pukul 14.00 turun hujan cukup deras, tiba-tiba datang angin kencang berputar-putar menyambar tenda plastik, roda, meja dan kursi para pedagang.
Para pedagang dan pembelinya pun langsung berhamburan lari menyelamatkan diri. “Wah, kalau lihat langsung ngeri mas,” katanya.
Angin kencang juga menyambar dua atap pabrik sepatu PT Pengtay dan merobohkan benteng sekitar 200 meter.
Menurut Hani dari Bagian Umum pabrik itu, sejauh ini kejadian tersebut tidak menelan korban. Setelah hujan reda para pekerja disuruh pulang. “Besoknya (Sabtu ini, red) pekerja diliburkan. Beristirahat, agar pulih dari rasa shock-nya. Masalah kerugian, saya belum bisa memperkirakan,” katanya.
Ketika “VOA” mengkonfirmasikan kejadian ini ke kelurahan dan Polsek setempat, petugas mengatakan, “Pak Kapolsek tidak ada di tempat, sedang mengecek ke TKP bersama Pak Lurah. (deni)