Depok | VoA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan segera berlangsung ini menjadi momentum politik yang penuh warna. Di Depok, perhatian publik tengah tertuju pada persaingan yang ketat antara calon petahana, Imam Budi Hartono, dan penantangnya, Supian Suri.
Tokoh masyarakat, H. Acep Azhari, atau yang akrab disapa Jiacep, mengungkapkan bahwa suasana Pilkada kali ini jauh berbeda dibandingkan periode sebelumnya.
“Elektabilitas Supian Suri sebagai calon wali kota penantang tampak lebih tinggi dibandingkan Imam Budi Hartono (IBH), yang saat ini menjadi bagian dari kubu petahana,” ungkap Jiacep, Minggu (27/10/2024).
Memori Pilkada Masa Lalu dan Pengaruh Idris dalam Kampanye
Jiacep membandingkan situasi Pilkada saat ini dengan pengalaman masa lalu, ketika Kiai Idris dan Pradi Supriatna maju sebagai pasangan pada Pilkada 2015-2019.
Menurutnya, meskipun Kiai Idris melanjutkan kepemimpinan dari Nur Mahmudi Ismail, popularitasnya yang tinggi membuat mereka tidak perlu menggandeng foto Nur Mahmudi dalam kampanye.
Hal serupa terjadi ketika Idris-Imam bersaing melawan Pradi-Afifah di periode berikutnya.
Namun, kali ini, foto Idris terlihat di berbagai baliho pasangan Imam-Ririn, yang diduga sebagai upaya untuk meningkatkan popularitas mereka di tengah meningkatnya elektabilitas Supian Suri.
“Kehadiran foto Idris pada baliho pasangan 01 (Imam-Ririn) adalah strategi yang menandakan ada kekhawatiran dalam kubu petahana untuk menghadapi Supian Suri,” kata Jiacep.
Supian Suri: Penantang Kuat Berpengalaman
Pengalaman Supian Suri dalam dunia pemerintahan dan keterlibatannya di Pilkada sebelumnya menjadi modal kuat baginya dalam bersaing kali ini. Ia dikenal sebagai sosok yang mampu membawa kemenangan bagi Kiai Idris, baik saat melawan Dimas-Babai maupun Pradi-Afifah, menjadikannya lawan yang sulit dikalahkan.
Menurut Jiacep, anggapan bahwa Supian-Chandra takut kalah dari kubu petahana adalah keliru.
“Sebagai penantang, mereka tentu telah mempersiapkan diri dengan matang. Dalam dunia politik, tidak ada sejarahnya penantang takut kalah,” jelasnya.
Jiacep mengungkapkan bahwa beban terberat kini ada di pihak petahana yang harus berupaya mempertahankan kedudukannya guna melanjutkan estafet kepemimpinan dari Wali Kota Depok sebelumnya, Kiai Idris.
“Saya berharap Pilkada kali ini mampu menjadi Pilkada yang paling bersih, paling sukses, dan paling bergengsi tanpa harus ada kecurangan di sana-sini, dan mampu mendapatkan pemimpin terbaik untuk Kota Depok yang kita cintai,” tutup Jiacep. (ed)