Jakarta | VOA – “Bulan Ramadhan tahun ini adalah bulan tersibuk yang saya alami, bila dibandingkan dengan bulan puasa sebelumnya,” ujar bintang sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Maudy Koesnaedi, saat ditemui di lokasi syuting Si Doel IV di kawasan Jakarta Selatan kemarin ini. Ia baru saja menjalankan sholat lohor, bintik-bintik air bening masih mengambang di wajahnya, Maudy nampak segar meski dalam keadaan puasa.
“Saya bilang puasa ini tersibuk, bukan apa-apa alhamdulillah lho, meskipun puasa ternyata tak surut kegiatan, banyak tuh yang ngajakin, ada saja tawaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan ibadah,” lanjut Maudy. Ia memang sangat sibuk, selain kegiatan untuk pengambilan gambar sinetron Si Doel yang memang selalu diutamakannya, ia masih terikat kontrak di acara televisi yang dipandunnya, baik secara langsung maupun terkadang rekaman setiap Sabtu malam di Indosiar.
Sementara itu di bulan suci ini ia juga harus memenuhi undangan untuk buka puasa yang diadakan dari mesjid ke mesjid. “Nikmat, buka puasa berjamaah. Atau terkadang buka puasa sesama artis.” Juga ia harus tampil di acara Pelita Ramadhan yang ditayangkan TPI selama 30 episode. Namun untuk kegiatan Pelita Ramadhan di TPI ia sedikit bersyukur karena berlangsung secara rekaman, jadi sudah dilakukan pengambilan gambarnya jauh sebelum puasa berlangsung.
“Melibatkan diri dengan kegiatan agama seperti sekarang ini di bulan puasa, menurut saya banyak sekali manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama, karena dalam forum keagamaan saya merasakan hubungan sesama insan sangat dekat, terasa sekali hubungan sosialisasinya kental dan sarat muatan yang positif,” ujar Maudy membagi pengalamannya yang sangat berharga.
Bagi pihak penyelengara acara di bulan puasa, baik untuk kegiatan di televisi yang sifatnya rekaman maupun secara langsung tampil pada acara buka puasa, mengajak wanita yang bertinggi berat 169 cm/ 51 kg ini bukan berarti Maudy Kusnaria Koesnaedi — demikian nama lengkapnya — sarat dengan pengetahuan agama Islam.
Tetapi barangkali melihat ketekunannya dalam mengemban kepercayaan yang diberikan, dan dalam melaksanakan kepercayaan itu, selalu dikerjakannya dengan profesional. Seperti yang diakui Maudy, memenuhi undangan di bulan puasa ini, semata mata justru karena ia merasa pengetahuan agamanya sangat minim. Itu sebabnya ia bisa manfaatkan kesempatan sebagai ajang mempertebal iman.
“Jadi saya bisa melakukan ‘sambil menyelam minum air’, contohnya di acara TPI Pelita Ramadhan, saya bertugas sebagai presenter, mengadakan dialog, dari percakapan itulah kita banyak menimba ilmu keagamaan, ” papar kekasih pemain drum Gilang Ramadhan ini tersenyum.
Ajang reuni
Di saat bulan ramadhan inipun, diluar aktivitas keartisannya Maudy, ternyata masih menjalin hubungan baik di antara sesama kawan ketika masih duduk di bangku SMP dan SMU termasuk tetangga terdekat. Mantan None Jakarta ini memanfaatkannya sebagai ajang reuni sesama rekan yang sudah berlangsung sejak 4 tahun silam. Caranya, rumah Maudy yang kebetulan agak luas, di kawasan Jakarta Utara digunakan untuk tempat penyelenggaraan acara buka puasa bersama, yang dilanjutkan dengan teraweh bersama.
Apakah semua persediaan untuk konsumsi buka puasa itu disediakan oleh keluarga pihak Maudy? Ketika hal ini dipertanyakan, Maudy tersenyum, “Biasanya rekan-rekan sewaktu di SMP dan SMU itu, saat datang ke rumah, mereka juga sudah membawa makanan untuk buka puasa dari rumah masing-masing, lalu di kumpulkan dan nantinya saat buka puasa tiba kita tinggal bebas memilih, mau makan apa, pokoknya banyak pilihan, jadi kita tidak pernah merasa bosan,” simpul Maudy.
Ia mengaku tahun lalu tidak bisa banyak bergabung dengan rekan-rekannya itu, karena terpaksa melaksanakan puasa di lokasi syuting sinetron Angin Rumput Savana tepatnya di Sumbawa bersama kru dan sutradara Garin Nugroho.
Menurutnya budaya reuni bersama di saat ramadhan sampai kini masih berlangsung terus. Ia juga bersyukur karena meskipun ia tak hadir di tengah-tengah keluarga saat buka puasa karena sibuk memenuhi undangan buka puasa di tempat lain sebagai bintang tamu, namun tidak menjadikan suasana reuni ramadhan di rumahnya itu surut peminatnya. Justru menurut Maudy semakin banyak saja. Baik dikunjungi tetangga maupun rekan-rekannya yang sudah lama terjalin.
“Karena mereka datang itu pertimbangannya bukan karena adanya Maudy, tapi isi pertemuan itu, baik ceramahnya yang diusahakan bergantian, juga merasa menyatu saat saling tukar makanan waktu buka puasa,” tutur Maudy yang sudah melaksanakan ibadah umroh ini kembali tersenyum.
Maudy adalah sosok artis yang tidak mengenal arti privacy, itu artinya ia bebas di sapa siapa saja. Ia juga tidak membatasi diri dalam memilih kawan pergaulan. Itu sebabnya, alumni Sastra Perancis UI ini bebas bercengkrama dengan sesama rekan, bisa datang dari kalangan selebriti ataupun non artis.
“Mama selalu mengajarkan pada saya bagaimana membawa diri, alhamdulillah meski saya sudah sangat aktif seperti sekarang ini, tetapi rekan-rekan saya baik yang masih di SMP dan SMU tidak ada gap, buat apa sih memilah-milah teman, pokoknya sejauh mereka ingin berkawan dan tidak melihat saya sebagai artis saya ladeni, ha..ha..” ujar Maudy membuka diri.
Maudy memang tumbuh dan berada di lungkungan keluarga yang cukup demokratis dalam menerapkan pola berfikir. Ia tumbuh sebagaimana seorang gadis sebayanya yang tetap berpegang pada norma-norma agama. Itu sebabnya anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Laksda Koesnaedy Bagdja (alm) dan Sondari Soemijati ini tidak jarang dalam mengerjakan pekerjaan banyak dilaksanakan sendiri. “Misal jika mobil saya rusak, saya harus konsekwen membawanya ke bengkel, meski saya wanita, karena mobil itu kebetulan tanggung jawab saya, ya saya sendiri yang mengatasinya meskipun dalam keadaan puasa,” tandas Maudy.
Perihal puasa bagi Maudy, ia mengaku tidak hanya ia lakukan saat ramadhan tiba, namun ia sudah sangat terbiasa dengan menjalankan puasa Senin dan Kamis setiap minggunya. “Mengerjakan puasa Senin Kamis itu misi saya selain ibadah juga untuk diet,” selorohnya tertawa. (rendi)