Surabaya | VoA – Pengamat sepak bola Asean Saleh Ismail Mukadar ikut meramaikan laga Timnas Indonesia. Ia mengatakan sebenarnya yang melakukan kritik terhadap Timnas dengan pelatihnya Shin Tae Yong (STY) bukan hanya dilakukan oleh Towel tapi juga oleh sahabat saya Akmal Marhali dan beberapa pengamat bola Asean yang lain.
Menurut Saleh Mukadar, hanya saja kritik Akmal dan yang lain memiliki alasan kuat yakni agar Federasi tidak lupa dengan pemain dari kompetisi agar prestasi yang diukir lewat program Naturalisasi tersebut berkesinambungan.
Garuda besutan Shin Tae Yong selama ini memang sepertinya agak mengabaikan materi pemain dari Liga Indonesia karena memang yang pertama faktor stamina lalu mentalitas dan juga performa mereka tidak sebagus pemain- pemain yang merumput di Eropa.
Orang seperti Towel harusnya juga sadar bahwa tugas pelatih Nasional seperti Shin Tae Yong adalah mencetak prestasi bukan melakukan Pembinaan sehingga apapun yang dia (STY) lakukan demi prestasi haruslah didukung, kata Saleh Ismail Mukadar pada voa.co.id Sabtu (30/03/2024)
Ya” karena sejak Shin Tae Yong direkrut menjadi pelatih Timnas di 2019, lalu rangking FIFA kita berada di urutan 173 dan saat ini Rangking FIFA kita sudah 134 serta dalam beberapa laga pertandingan kedepan rangking FiFA tersebut bukan tidak mungkin akan melampaui semua negara di Asean.
Untuk itu saya mengomentari, bila Towel maupun para pengamat lain yang ingin melakukan kritik dengan alasan agar pemain liga juga diperhatikan karena Naturalisasi adalah Prestasi instant maka seharusnya kritik tersebut ditujukan kepada Federasi. Karena hingga kini kompetisi kita masih belepotan dengan oknum para mafia bola terkait adanya tangan – tangan kotor yang suka mengatur Skoor pertandingan di kompetisi Indonesia.
Menurut Saleh Mukadar, dugaan itu saat ini juga masih bergentayangan walaupun mereka tidak lagi berada di Federasi pasca kerusuhan Kanjuruhan, jelasnya. (okik)