Jakarta | VoA – Meta yang merupakan perusahaan induk Facebook dan Instagram, pada hari Kamis mengumumkan langkah-langkah baru untuk melawan Sekstorsi, sebuah bentuk pemerasan online dimana pelaku memaksa korban untuk mengirim gambar seksual mereka sendiri.
Langkah-langkah Meta untuk mengontrol lebih ketat tentang siapa yang dapat mengirim atau mengikuti pesan pada akun-akun yang masih remaja, serta pihak Meta akan langsung mengirim pemberitahuan keamanan jika ada hal yang mencurigakan pada akun tersebut.
Langkah ini dirancang untuk melindungi pengguna dibawah umur terkait dengan aplikasi berbagi foto.
Perusahaan juga menerapkan pembatasan pada akun penipu untuk mencegah agar tidak bisa menangkap layar pada pesan pribadi.
Di negara-negara tertentu, termasuk AS dan Inggris, Instagram akan menunjukan kepada remaja bagaimana cara agar mereka mengenali penipuan pemerasan seks.
Inisiatif ini bertujuan untuk membantu remaja mengenali tanda-tanda penipuan pemerasan seks, seperti meminta pertukaran foto atau mencoba berpindah percakapan ke aplikasi yang berbeda.
“Peningkatan dramatis dalam penipuan pemerasan seks mengambil korban pada anak-anak dan remaja, dengan laporan online meningkat lebih dari 300 persen dari tahun 2021 hingga 2023,” kata John Shehan dari Pusat Nasional AS untuk Anak Hilang & Dieksploitasi.
Oktober lalu, sekitar empat puluh negara bagian AS mengajukan keluhan terhadap platform Meta, serta menuduh mereka membahayakan “kesehatan mental dan fisik kaum muda,” karena risiko kecanduan dan cyber-bullying. (die)