Depok | VoA – Ketua Aliansi LSM Pendidikan, Mulyadi Pranowo, SE, MM, MBA, menegaskan pentingnya dukungan Walikota Depok, Mohammad Idris, terhadap Imam Budi Hartono dalam kontestasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Depok pada November 2024 mendatang.
Menurutnya, dengan sejarah kedekatan Mohammad Idris dengan Partai PKS, yang selalu mendukungnya sejak menjadi Wakil Walikota, Muhammad Idris seharusnya memberikan dukungan kepada calon yang diusung partai tersebut.
“Secara politis Mohammad Idris selalu diusung Partai PKS sejak menjadi Wakil Walikota mendampingi Nur Mahmudi Ismail, pencalonan Walikota periode pertama berpasangan dengan Pradi Supriyatna dan pencalonan walikota periode kedua berpasangan dengan Imam Budi Hartono. Dengan sejarah kedekatan Muhammad Idris dengan partai PKS kemungkinan besar Muhammad Idris tegak lurus dengan partai yang telah membesarkannya,” ujar Mulyadi, Kamis (25/04/2024)
Sebagai seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Jakarta, Mulyadi Pranowo juga menyoroti fakta bahwa istri Mohammad Idris, Ibu Eli, menjadi anggota DPRD provinsi Jawa Barat yang dicalonkan oleh Partai PKS dalam Pemilihan Legislatif 2024. Hal ini menunjukkan bahwa Mohammad Idris sulit untuk tidak mendukung calon yang diusung oleh partai yang telah membesarkannya.
Meskipun beberapa pihak meragukan kesungguhan dukungan Muhammad Idris terhadap Imam Budi Hartono, Mulyadi mengatakan itu hanya gimik.
“Kan sudah terlihat jelas, ada beberapa pihak yang meragukan kesungguhan dukungan Pak Idris kepada Pak Imam, seperti pemberian hadiah kepada anak buah saat ulang tahun, dengan pura-pura pingsan di depan yang bersangkutan menurut saya itu hanya gimik saja. seolah memberi perlakuan yang khusus terhadap anak buahnya. Padahal yang sesungguhnya hanya untuk memberi dorongan semangat kepada anak buahnya, agar tidak kehilangan semangat berkompetisi,” tutur Ketua Aliansi LSM Pendidikan.
Di sisi lain, Dr. Aditya ANK, M.SI. PSi, Psikolog, Ketua IEC (Indonesia Education Care), meyakini bahwa Muhammad Idris akan mendukung Imam Budi Hartono berdasarkan kiprah politiknya yang selama ini dibangun atas dukungan dari Partai PKS.
Aditya juga menyoroti tindakan Mohammad Idris yang memberi kesempatan untuk menghadiri acara-acara yang seharusnya dihadiri oleh seorang Walikota, sebagai bukti dukungan implisit Muhammad Idris kepada Imam Budi Hartono.
Meskipun terdapat contoh nasional bahwa beberapa tokoh politik tidak selalu tegak lurus dengan partai yang membesarkannya, Aditya berpendapat bahwa Muhammad Idris berbeda dan cenderung akan tetap mendukung partainya.
“Memang ada contoh nasional bahwa Presiden Joko Widodo tidak tegak lurus dengan partai yang membesarkannya, tapi menurut saya pak Idris tidak sama dengan tokoh nasional tersebut. Tinggal sekarang kesiapan tim pak Imam agar lebih kompak dan terorganisir dengan rapi. PKS organisasi politik yang terorganisir dan rapi, diharapkan para pendukung yang diluar partai bisa bekerja secara apik dan terorganisir, bila pak Imam akan memenangkan kompetisi menjadi Depok satu,” pungkas Ketua IEC. (ed)