Surabaya | VoA – Salah satu wali murid MAN Sidoarjo mengeluhkan tingginya biaya yang ditarik bagi siswa baru. Pada tahun ajaran 2024/ 2025. Sekolah ini memintai uang sekitar Rp 12 juta per siswa baru.
Keluhan soal penarikan uang tahun ajaran baru ini disampaikan salah satu wali murid melalui akun media sosial Facebook lewat group suara surabaya (e100) dengan nama akun ” Hajar Jahanam namanya. Setelah anaknya diterima di MAN 1 Sidoarjo, pihak sekolah meminta orang tua untuk membayar Rp 12.000.000. Sesuai rincian yang diberikan, uang tersebut digunakan untuk Komite sebesar Rp 11.185.000 dan koperasi Rp 1.195.000
“Total keseluruhan biaya yang harus dibayarkan orang tua siswa baru di MAN 1 Sidoarjo mencapai Rp 12.000.000, an. Harus betul-betul putar otak cari uang kemana untuk bayar, karena terus terang jumlahnya lumayan banyak,” ucap wali murid tersebut, saat dikonfirmasi voa.co.id melalui messenger, Kamis (9/5/2024).
Berikut rinciannya:
1▪︎ Program Madrasah selama satu tahun Rp.
4.150.000.
2▪︎ Sumbangan sarana prasarana Rp. 7.000.000.
3▪︎ MAHAD ( Khusus jalur Mahad) Rp. 35.500.
4▪︎ Koprasi Siswa ( Atribut Madrasah )
Rp.1.195.000 ( Laki-laki)
Rp.1.295.000 ( Perempuan)
Bagi siswi baru biaya yang dikeluarkan sedikit lebih ringan. Biaya koperasi bagi pelajar putri dikenakan Rp 1.295..000. Sehingga jika dijumlah dengan uang sumbangan sarana prasarana, total yang harus dibayar Rp 8.295.000.
Wali murid ini memiliki anak perempuan dan laki-laki, dirinya mengeluhkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Dia beralasan, pada tahun ajaran ini harus mendaftarkan dua anaknya di sekolah baru, tingkat SMP dan SMA/MAN.
“Satu masuk SMP, satunya MAN. Paling banyak untuk yang masuk MAN, sampai Rp 12 juta. Belum untuk biaya jahit, beli buku tulis dan lainnya,” keluh orang tua siswi yang enggan disebutkan identitasnya.
Besaran uang yang harus dibayarkan ini dinilai memberatkan wali murid. Sebab, tidak semua orang tua siswa MAN Sidoarjo merupakan orang mampu perekonomiannya.
“Pakaian yang dibeli diluar atau/ di toko-toko itu harganya Rp 150-180 ribu per setel. Sementara di sekolah cuma dapat bahan, jadi menurut saya harga itu masuknya mahal. Belum nanti ada tambahan biaya menjahitnya, harus keluar uang lagi,” ungkap dia.( okik)
Ombusmen segera periksa supaya pendidikan gratis itu benar benar nyata, percuma ada BOS kalau sekolah tetap bayar, komite sekolah jangan cari subangan dari wali murid.
Saya juga masuk man dan keseluruhan biaya totanya 13 juta. Uang gedungnya saja 7 juta. Maksudnya dana BOS itu buat apa? Bayangkan jika setiap tahun ada 300 murid, berarti pertahun MAN SDA dapat 2,1miliar! Emangnya gedungnya mau diapain? Di bangun tingkat 10? Lagian kan gedungnya sudah ada dan sudah enak dipakai, kenapa harus bayar? Saya saja masuk ke beberapa ruangan (untuk urusan pendaftaran) saja ada yang sudah sedikit rusak cat temboknya, AC pun nyala tapi tidak dingin, Bahkan panas! Dan ada beberapa kerusakan langit-langit lain. Terus uang 2,1miliar tadi buat apa? Mohon untuk kepala sekolah MAN SDA untuk membuka semua pengelolaan uang di Sekolah! Ini tidak masuk akal. Emangnya sekolah mau balik modal dari bikin gedung?
Terima kasih kepada VOA.co.id atas pemberitaan yang informatif ini. Semoga dengan adanya sorotan seperti ini, pihak terkait dapat segera menindaklanjuti dan mencari solusi terbaik demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Kayak nya susah ,biar banyak yang protes tetap aja pungutan pungutan liar masih terus ada…tidak ada tindakan dari pemerintah