close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

33.1 C
Jakarta
Jumat, Juli 26, 2024

Pengamat Menilai” Kenapa Publik tak Terpincut Memilih Paras Ayu di Surat Suara

spot_img

Surabaya| VoASelaku aktivis perempuan juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ” foto” Ning Lia Istifhama viral karena di surat suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Timur tampak anggun pada Pemilu 2024. Ning Lia menduduki urutan ketiga dengan perolehan 2.739.123, suara dalam perhitungan KPU hingga hari ini. Selasa,(12/03/2024).

Pengamat menilai masyarakat masih mengedepankan sosok yang terkenal dalam memilih perwakilan daerah ataupun calon legislatif pada hari pencoblosan. Banyak pemilih di daerah pemilihan DPD (dapil) Jawa Timur terkejut saat melihat foto deretan caleg ternama seperti ” Ahmad Nawardi, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti juga Ning Lia Istifhama serta nama Kondang Kusumaning Ayu.

Baca juga:  Deklarasi Guru Swasta Depok, Suara Satu Hati untuk Prabowo-Gibran dalam Pendidikan dan Kesejahteraan

Pengamat BRIN, Devi Darmawan menjelaskan bahwa alasan mengapa masyarakat cenderung mencari figur publik saat memilih calon legislatif maupun perwakilan daerah adalah karena begitu perhatiannya mereka terhadap pemilihan tersebut.

Sebab, sebagian besar dari perhatian masyarakat sudah tersita pada kontestasi calon presiden dan calon wakil presiden, sehingga seringkali mereka tidak mencari tahu lagi lebih dalam mengenai calon-calon kategori yang lain.

“Kalau riset kami di tahun 2022, itu tentang representasi politik parlemen. Itu menunjukkan bahwa kita ini masih perwakilannya itu simbolik, belum perwakilan yang substantif.

Baca juga:  Edukasi Pemilih Pemula di Mataram Dikritisi oleh Advokat Muda

Kenapa simbolik? Karena memang pemilihan kita untuk parlemen itu memang betul -betul dianggap sebagai formalitas, kemudian juga pencalonan menjadi anggota DPD, akhirnya juga tidak terlalu membawa aspirasi masyarakat secara substansial,” ungkap Devi.

Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan nama-nama orang yang tak dikenal, mereka seringkali memilih sosok yang sudah sering mereka jumpai, contohnya seperti aktivis, pegiat sosial atau figur publik.

Ia menyatakan bahwa peran dan fungsi perwakilan rakyat, baik di tingkat DPR, DPD maupun DPRD, masih dipandang sebagai posisi yang simbolis atau hanya sebagai formalitas oleh para pemilih saat ikut serta dalam pemilihan umum kemarin. Itu sebabnya masyarakat lebih memiliki kecenderungan untuk memilih sosok yang familiar bagi mereka.

Baca juga:  GSP Sultra Bagikan Susu Gratis dan Ajak Masyarakat Kampanye Sekali Putaran

Kebiasaan seperti itu, menurut Devi, karena ide program dan gagasan menjadi prioritas nomor satu jika disandingkan dengan unsur popularitas atau kharisma kecantikan kolosal seseorang.

“Masih banyak hal tersebut yamg perlu kita perbaiki di dalam penyelenggaraan situasi dan kondisi pendukung untuk demokrasi kita supaya kita bisa menghasilkan parlemen yang diisi oleh orang-orang yang betul-betul terpilih melalui gagasan,” ujarnya. (okik)

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler

Hemat Menyala Mitra Merana”  Isi Pesan Karangan Bunga yang Dikirim ke Kantor Gojek

Surabaya | VoA - Para mitra pengemudi Gocar mengirimkan karangan bunga kepada Gojek sebagai aksi damai menolak insentif dengan skema Hemat. Informasi yang telah dihimpun voa.co.id...

Seduluran Abdi Dalem Eyang Joko Dolog serta KPJ dan Warga RW 02 Kompak Bagi Takjil On the Road

Surabaya | VoA - Moment Ramadan tahunan ini selalu dimanfaatkan Kelompok Pemusik Jalanan (KPJ) kota Surabaya untuk berbagi takjil dan buka bersama baik On the...

Pengamat Sepak Bola ASEAN Sebut Kritik Towel Salah Alamat

Surabaya | VoA - Pengamat sepak bola Asean Saleh Ismail Mukadar ikut meramaikan laga Timnas Indonesia. Ia mengatakan sebenarnya yang melakukan kritik terhadap Timnas...

Tahanan Kasus Tipu Gelap Polsek Dukuh Pakis Kabur, Empat Polisi Diperiksa Propam Polrestabes Surabaya

Surabaya | VoA - Saat kepolisian sibuk mengamankan arus mudik dan arus balik lebaran 2024, seorang tahanan Polsek Dukuh Pakis kabur pada Jumat (12/04/2024)...

Fenomena Sosial Warung Madura Cukup Menarik Dikaji, Polemik Ini Direspon Senator Jatim dan Dinkopdag kota Surabaya

Surabaya | VoA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan tidak pernah melarang warung-warung Madura beroperasi 24 jam. Alasannya karena toko kelontong Madura...

Gerak Cepat, Polsek Cimanggis Buru Pelaku “Penggelapan Sepeda Motor” Dengan Modus Terima Gadai di Media Sosial

Depok | VoA - Ramai status motor digelapkan di Media Sosial Group Facebook "Info Gade motor / mobil Depok, Sawangan dan sekitarnya" korbannya capai...
Berita terbaru
Berita Terkait