Depok | VoA – Kasus dugaan perampasan tanah milik adat di Kampung Bojong-Bojong Malaka oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk proyek Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, kembali mencuat. Salah satu tokoh ahli waris, Kong Piih (80 th), menegaskan ketidaktahuannya terhadap seseorang bernama Kasno.
“Saya tidak kenal, semua ahli waris tanah Bojong tidak kenal yang namanya Kasno. Siapa dia?” ucap Kong Piih di kediamannya, Selasa, (30/01/2024)
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan terhadap klaim Kasno yang mengaku sebagai sekretaris paguyuban warga Bojong-Bojong Malaka dan disampaikan melalui media online. Kong Piih menegaskan bahwa satu-satunya kuasa yang dimiliki oleh ahli waris tanah Bojong adalah Yoyo Effendi, Ketua LSM Koalisi Rakyat Anti Mafia Tanah (KRAMAT).
“Orang itu bicara atas nama siapa? Terus pegang dokumen atas izin siapa? Kalau dia ngaku sebagai kuasa ahli waris, lah kapan ahli waris ngasih kuasa sama orang itu? orang yang diberi kuasa untuk mengurus dan memperjuangkan ahli waris tanah Bojong cuma seorang, namanya pak Yoyo Effendi. Selain dia, ngga ada lagi” ucap lelaki yang lahir di tanah Kampung Bojong-Bojong Malaka tersebut.
Hal senada juga di katakan, Ali Firdaus (60 th), dia menjelaskan bahwa seluruh ahli waris hanya mempercayai Yoyo Effendi sebagai kuasa yang diamanahkan untuk memperjuangkan hak mereka. Menurut Ali, Yoyo Effendi telah berkomitmen secara maksimal, mulai dari upaya hukum di pengadilan negeri Depok hingga lobi politik.
“Pak Yoyo sudah lama bekerja untuk kami secara maksimal. Hak kami atas nama warisan orang tua kami pasti akan kembali ke tangan kami,” tandas Ali Firdaus.
Yoyo Effendi, saat diminta tanggapannya, merespons dengan santai. Dia menyatakan bahwa dia mengenal Kasno dan sebaliknya. Yoyo menceritakan pengalamannya ketika berjuang menjadi anggota KPU Depok tahun 2008, di mana dia mendapat teror mental yang diduga berasal dari Kasno.
“Saya yakin saya akan kembali lolos dari gangguan orang itu sebagaimana lolosnya saya menjadi anggota KPU Depok,” kata Yoyo Effendi.
Namun, Yoyo Effendi menegaskan bahwa jika gangguan tersebut mengancam perjuangan ahli waris tanah Bojong, dia akan melawan dengan tegas.
“Saya cuma mengingatkan, siapapun yang mengganggu perjuangan ahli waris tanah Bojong, jangankan orang yang bernama Kasno, jenderal bintang seribu pun bakal saya tabrak!,” tegas Yoyo Effendi.
Menanggapi hal itu, Kasno, mengungkapkan bahwa ahli waris terpecah menjadi dua kubu, dan dirinya mengklaim mendapat dukungan dari Abdul Manap, salah satu ahli waris tanah milik adat di Kampung Bojong-Bojong Malaka.
“Ahli waris terpecah menjadi dua, ada yang ikut bang Samsul ada yang ikut bang Yoyo. Kalau saya di pihaknya bang Samsul. Jadi yang menunjuk saya sebagai tim adalah Abdul Manap salah satu ahli waris tanah milik adat di Kampung Bojong-Bojong Malaka,” jelas Kasno melalui pesan aplikasi whatsapp. (ed)