Pemalang | VoA – Kurikulum Merdeka Belajar yang saat ini sudah diselenggarakan dan dilaksanakan oleh seluruh satuan Pendidikan di Indonesia, tentunya hal ini adalah untuk menuju arah maju Indonesia ke depan, hal tersebut disampaikan Irma Akhmalia S.Kom selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Pemalang di tempat tugasnya, Jum’at (24/11/2023).
Selanjutnya Irma Akhmalia menambahkan bahwa, Merdeka Belajar harus dipahami Siswa/Anak didik, bahwa Merdeka Belajar adalah tentang bersikap belajar, bukan berarti bebas semaunya mereka sendiri.
“Dengan Merdeka Belajar Siswa siswi bisa menentukan cara mereka untuk mencapai tujuan dalam Belajar, dan kami para Pengajar/Pendidik juga menyesuaikan dengan konsep kurikulum Merdeka” ujar Irma Akhamalia.
Bisa kita pahami bahwa setiap anak/siswa tidak dibatasi dengan sistem “kriteria ketuntasan minimal” (KKM), akan tetapi justru dalam proses belajar Kita menganggapnya bahwa setiap anak/siswa mempunyai kemampuan dalam pencapaian kemajuan yang berbeda – beda.
Bahkan sebagai Pendidik harus memahami kondisi yang ada, sekalipun ada kelompok anak yang mungkin belajarnya lambat, dalam artian ada anak anak yang belajarnya lebih menguasai pada cara cara akademik dan atau justru ada sebagian anak anak yang lebih menguasai pada cara cara Non Akademik.
Dalam dua keberadaan kondisi tersebut, semua anak-anak bisa memperoleh hak yang sama dalam mendapatkan hak belajarnya.
Didukung dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dimana hal ini adalah “pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya”.
Maka seluruh siswa bisa mengeksplorasi konsep dan kemampuan masing masing dengan kehidupan sehari-hari.
Karena apa yang Kami peroleh dalam penerapan Project, kita bisa melihat siswa secara akademik memang kurang, tapi justru non akademik-nya sangat menonjol, disitulah kita memberikan kesempatan seluas-luasnya melalui gelar karya P5, dalam kegiatan tersebut dibuka ruang seluas-luasnya kebebasan untuk mereka (siswa) menunjukkan bakat mereka, dan hal ini sangat mendukung kreativitas siswa.
Selanjutnya Mengantisipasi situasi dan kondisi yang marak di pemberitaan tentang ramainya bullying dan kekerasan dilingkungan Pendidikan, kami SMK 1 Muhammadiyah Pemalang menjalin kemitraan dengan Polsek dan Polres. Dan kami menghadirkan langsung dijadikan inspektur upacara (IRUP) untuk menyampaikan beberapa hal tentang informasi penting terkait pencegahan pencegahan kenakalan dan kekerasan siswa, baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Ini semua kami lakukan untuk membangun karakter (building character) siswa menuju zona sekolah ramah anak.
Berangkat dari hal itu semua Kami juga terus menekankan informasi keberlanjutan melalui media group siswa, bersama dengan orang tua siswa, kami intens komunikasi, artinya ketika di sekolah itu dalam pengawasan kami, tapi ketika di rumah mohon orang tua yang full untuk mengawasi putra-putrinya.
Dan untuk segi Agama kami kemarin adakan peringatan Hari Santri Nasional, kami mengundang Mubaligh sebagai bekal informasi tambahan,selalin siswa dapat bekal ilmu dari guru agama, akan tetapi perlu diundangkan mubaligh dari luar biar menguatkan agar mereka betul-betul mendalami arti pentingnya untuk pendekatan religinya dan tidak hanya fokus dunia tapi juga seimbang dengan akhirat, artinya selain mereka harus rajin sekolah juga tertib beribadah dan selalu ingat sama yang memberi mereka hidup (Allah SWT).
Dalam hal ini karena sekolah berbasis agama, siswa semuanya muslim, jadi kami terus mengingatkan siswa yang erat kaitannya dengan tertib sekolah dan disiplin beribadah.
Selamat Hari Ulang Tahun ke-78 PGRI “Transformasi Guru Wujudkan Indonesia Maju”.
Selamat Hari Guru Nasional tahun 2023 “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”, pungkas Irma Akhmalia. (Eko B Art)